BE WITH YOU

596 81 0
                                    

Sedari tadi aku tak bisa berhenti meluapkan rasa bahagiaku, saat pertama kali ia memperkenalkan aku pada kedua orang tuanya. Awalnya aku agak sedikit khawatir saat mendengar orang tuanya ingin bertemu denganku, tapi ternyata keduanya menerima kehadiranku dengan saat baik. Mereka memperlakukanku layaknya anak sendiri, aku seperti merasa memiliki sebuah keluarga baru. Dan yang membuatku tak henti-hentinya mengulum senyum sepanjang perjalanan tadi adalah saat mereka bilang bahwa selama ini aku adalah pria pertama yang putrinya itu kenalkan pada mereka. Aku hampir saja tidak percaya mendengarnya, sampai akhirnya aku menanyakannya langsung padanya. Dan dia hanya mengangguk pelan sembari tersipu dengan malu, what a cute girl!

Aku segera turun dari mobil, dan bergegas masuk ke dalam rumah. Hendak saja aku akan berlari menaiki tangga menuju kamarku tiba-tiba suara dehaman pelan menghentikan langkahku begitu saja. Aku menengok kearah ruang keluarga, kulihat mama dan papah sedang duduk di sofa. Aku kaget, sejak kapan keduanya ada disini ?

"Hey, pah, mah. Ko gabilang aku, kalau mau pulang hari ini ? Padahal aku bisa jemput kalian di bandara loh." Ujarku, sembari tersenyum pada keduanya.

"Darimana ?" Mama malah bertanya balik tanpa menjawab pertanyaanku. Tatapannya terlihat penuh selidik, Kulihat Papah hanya sibuk membaca koran tak tertarik untuk ikut menginterogasiku sama sekali.

"Abis pulang dari kantor kan ?" Gumamku sembari tersenyum kikuk.

Mama melihat sekilas pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Pulang dari kantor jam 5 sore, ini sudah jam 7 malam. Kamu udah berani yah ngebohongin mama ?"

"I-iya, tadi aku ketemu temen dulu sebentar. Jadi pulang agak telat." Ujarku lagi. "Yaudah, aku ke kamar dulu yah. Mau bersih-bersih."

"Mama dengar, kamu juga sering sekali pergi keluar kantor disaat masih jam kerja hanya untuk menemui wanita itu. Siapa dia ?"

Lagi-lagi aku menghentikan langkahku. "Mama dan Papah tidak pernah mengajarkanmu untuk bersikap tidak bertanggung jawab seperti itu Oh Sehun. Kau tahu, seorang pemimpin perusahaan harus menjadi teladan yang baik bagi para pegawainya." Ujarnya lagi.

"Mah, aku keluar kantor juga setelah aku selesai mengerjakan semua tugas-tugasku." Ujarku mencoba untuk membela diri sendiri. Lagipula, akujuga keluar hanya sebentar saja. Lanjutku dalam hati.

"Jadi siapa dia ? Siapa wanita single parent itu ?"

Aku menghela nafas pelan. "Namanya Jisoo, Mah. dia seorang guru."

Papah tiba-tiba menurunkan korannya. "Guru ? Guru apa ?"

"Guru anak sekolah dasar, Pah."

"Oh, bagus dong. Dia pasti punya kepribadian yang baik dan mengesankan. Apalagi kamu bilang dia guru anak SD, kamu pasti gaakan kekurangan kasih sayang. Anak didiknya aja bisa di sayang, apalagi anak dan suaminya nanti. Cocok tuh buat jadi partner kamu."

Aku menyunggingkan senyumanku dengan lebar sembari mengangguk pelan, setuju dengan apa yang Papah katakan.

"Tapi Pah..." Sergah Mama. "Dia single parent, dia udah punya anak. Mama engga setuju. Masih banyak wanita diluar sana yang masih single, kenapa malah memilih dengan wanita anak 1 ?"

"Yaa, terus masalahnya dimana mah ?" Tanya Papah. Aku senang kini papah membelaku.

"Udah deh, pokoknya Mama gak setuju! Mama gaakan ngerestuin hubungan kalian." Mama beranjak dari sofa dan pergi meninggalkan kita berdua begitu saja.

"Mah, dengerin dulu penjelasan aku. Semuanya gak kaya yang mama bayangin." Teriakku, tapi Mama tak mau mendengar. Ia menutup pintu kamarnya dengan sedikit keras.

One Shot Stories (KJS x OSH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang