33_ Dibalik Layar

1.5K 109 25
                                    

🌼🌼🌼

"Cepat naik Ra!"
"Aku naik angkot saja."
"Aduh sebentar saja Ra. Ada sesuatu yang harus kamu ketahui, ini misi penting!"
"Maksudmu tentang dunia paralel Ali?"
"Jangan berisik Ra, nanti kujelaskan di tempat lain. Cepat!"

Tanpa berfikir panjang, aku segera naik. Fikiranku sudah merambat kesana-kemari. Takut ada kabar buruk dari dunia paralel.

"Ali ada apa?" Teriakku cukup keras. Ali tidak menjawab, hanya mengendarai motornya dengan kecepatan yang tidak bisa dikatakan normal. Seperti tengah balapan liar, dia tidak takut kecelakaan? Hey dia membawa nyawaku juga! Aku semakin panik. Lalu aku menepuk pundaknya.

"Ali jawab! Ada masalah apa? Jangan mengebut!" Kali ini, aku benar-benar berteriak.

"Nanti kujelaskan. Hey aku tidak mengebut!"
"Ali kau gila! Kita bisa saja kehilangan nyawa! Jawab kita kemana sekarang?"
"Astaga kamu cerewet sekali Ra!"

Jawaban Ali sungguh membuatku naik darah. Aku menarik nafasku, dalam. Berusaha tidak meluapkan emosi. Aku memejamkan mataku, dia bilang tidak mengebut? Apa yang sebenarnya terjadi sampai Ali begini.

Tunggu, ini arah yang tidak bisa kutebak. Kukira basement Ali atau menemui Miss Selena, tetapi justru Ali memarkirkan motornya di depan perpustakaan umum. Kebetulan terlihat sepi pengunjung. Kami duduk saling berhadapan. Aku sama sekali tidak menduganya. Kenapa Ali hendak membahasnya disini. Seperti ada suatu hal yang sangat penting. Sebenarnya apa yang terjadi di dunia paralel, bukankah terlalu berbahaya jika membicarakannya di tempat umum seperti ini?

"Ali ada masalah apa? Miss Selena menyuruh kita berkumpul disini? Eh-kamu tidak merasa gatal-gatal, anu air pel tadi-"

"Ini lebih penting dari itu, sebenarnya ada yang ingin kusampaikan." Ali tidak berani menatapku. Dia kenapa?

"Ada apa? Cerita saja."Setelah itu Ali mengeluarkan sebuah buku dari tasnya.

"Apa itu Ali?"Tanyaku, menyelidik buku bersampul cokelat dengan tinta bertuliskan 'Ali'. Hey apakah itu buku diary-nya? Biang kerok ini menulis buku harian? Wah luar biasa, inikah masalah super penting itu?😂

Author : laknat kau Ra😆
Raib : shut up malfoyy!😑😒
Author : Lah kok-malpoy 😲

"Ini-tentangku. Semua perasaanku. Hari ini, aku akan menunjukannya. Hanya kamu Ra." Kali ini, Ali menatap mataku. Meskipun, sesekali dia mengalihkan pandangannya. Perutku tiba-tiba geli. Dan aku tertawa dengan mudahnya. Bagaimana tidak lucu, aku sudah membayangkan kabar penting yang terjadi di dunia paralel, tapi kenyataannya Ali hanya menunjukan buku hariannya.

"Hey! Ahahaha tidak kusangka Ali si jenius ini menulis buku diary hahaha. Serius ? Kamu mengebut hanya untuk memperlihatkan ini? Setidaknya fikirkan nyawaku juga Ali"
Tanganku berusaha menutupi mulutku. Biar bagaimanapun, ini perpustakaan. Tanpa suara bising atau keramaian.

"Mana mungkin aku se-ceroboh itu, sudah kukatakan aku tidak mengebut. Berhenti mengejekku Ra. Aku serius. Jujur saja aku sudah merencanakannya jauh-jauh hari. Bukan untuk hari ini, melainkan saat kelulusan. Tapi.. aku tidak bisa tenang menyimpannya terlalu lama. Puh.. kamu hanya perlu mendengarnya dengan baik Ra." Seketika, tawaku hilang. Tatapannya sangat dalam. Dia serius. Aku mengangguk pelan.

"Baiklah Ali. Aku akan mendengarnya."

Ali ikut mengangguk. Lalu membuka lembaran pertama buku itu. Nampak tulisan Ali yang seperti benang-kusut. Dalam arti, sama sekali tidak bisa dibaca. Kertasnya berwarna abu-abu tua. Aku tidak bisa menebak makna dibaliknya.

"Kamu benar. Tulisan ini tidak bisa dibaca. Aku menulis ini saat aku merasa tidak adil, kesepian. Tanpa orang tua, keluarga. Hanya sendiri. Tapi satu hal paling menyebalkan, aku tidak pernah membenci mereka. Aku menyayangi mereka Ra. Dan Seli benar, aku ini seperti pangeran galau yang terkurung di istana. Payah sekali. Hahaha, kamu boleh mengejekku Ra. Memang ini kenyataannya."

Friendzone(RaSeLi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang