🌼🌼🌼
Pelajaran pertama kami belajar di perpustakaan sekolah. Sibuk memilih buku referensi. Murid kelasku kesana-kemari melewati rak-rak buku. Termasuk, aku. Tak kunjung menemukannya.
"Ra, kepalaku pusing duluan. Kamu juga belum dapat?"
"Belum Sel. "Seli mengangguk singkat. Raut wajahnya sudah lelah. Aku tersenyum.
"Semangat Seli."
"Hmm. Siap Ra."Beberapa menit kemudian, aku berhasil menemukan buku yang dirasa tepat. Lalu duduk dan mulai membacanya. Tak lama, Seli ikut duduk disampingku.
"Ra menurutmu buku ini bagus tidak?"
Aku menoleh, melihat judul buku yang dibawa Seli. Lalu membuka sedikit halaman awal."Ini bagus, hanya saja halamannya memang tebal sekali. Semangat membacanya Sel." Mendengar jawaban dariku, Seli mempautkan bibirnya. Kesal.
"Bercanda Sel. Hahaha" Tawaku sambil mengangkat jariku membentuk huruf-V.
"Btw, kemana Ali-mu itu Ra? Aku tidak melihatnya sejak tadi."
"Hah? Ali apa? Geli sekali mendengarnya!" Aku menggidikan bahuku berkali-kali. Seli selalu saja memojokkanku dan si biang kerok."Jangan begitu, siapa tahu kamu menjadi jodohnya Ra. Hahaha."
"Berhenti membahasnya Sel."
Jawabku sambil menatap buku di tanganku. Lagipula kenapa pipiku selalu menghangat saat Seli menggodaku."Serius Ra, Ali tidak ada disini. Kamu tidak khawatir?" Seli melirik kesana kemari. Sedangkan aku memutar bola mataku, terserah saja biang kerok itu membolos atau apapun itu.
"Ck, mungkin perutnya mulas lalu dia bersemedi di toilet Sel." Jawabku asal, tanpa mengalihkan pandanganku pada buku yang tengah kubaca.
"Eh-anu kamu salah Ra, Ali tidak-bersemedi di toilet."
"Baiklah. Mungkin dia tidur di UKS, malas mengikuti pelajaran pertama. Kenapa kamu terus membahasnya Sel, membuang waktu saja." Aku masih terfokus membuka lembaran buku."Ra.. Ali-dia tidak tidur-
"Seli dengar, biang kerok itu pasti tidur pulas. Kalau tidak tidur berarti dia sedang sibuk menutupi rasa bosannya."
"Iya Ra, dia melakukannya-hahaha"
"Berhenti mengarang cerita Seli."Plup
Seseorang menutup buku-ku dengan cepat. Aku menelan saliva. Tidak mungkin dia-
"Maaf, disini kamu yang mengarang tentangku Ra."
Otakku berputar sejenak. Lalu aku mendongak. Mataku membulat. Se-jak kapan Ali duduk diseberangku? Tunggu-astaga! Ali dengan santainya menatapku seraya tersenyum mengejek. Bisakah aku kabur saat ini juga!
"Pa-pagi Ali, hahaha." Sungguh gelagatku sudah seperti orang bodoh. Aku tertawa canggung. Lalu melambaikan tanganku. Setelah itu aku kembali membuka buku.
Tapi, tangan itu memegangi tanganku. Mencegahku membuka buku. Sial, tidak ada waktu untuk terbawa suasana.
"Tutup dulu bukumu. Lihat, kamu melihatku Ra? Aku disini, bukan di toilet ataupun tempat lain."
"Ah-maaf, iya kamu disini Ali. Hahaha. Sel, Li ayo kita kerjakan tugasnya. Tapi-tanganmu Ali."Sialnya Ali tidak melepasnya.
"Sekali lagi, tolong lihat mataku, kamu melihatku Ra?"
Mataku seakan terbawa ucapannya. Menatap kedua matanya. Tapi bibirku sulit sekali menjawabnya."A-aku-
BRUKK
"Kerjakan anak-anak, kenapa jadi ada kontes tatap-menatap?"
"Maaf bu, tapi kami tidak-
"Kerjakan cepat!"
"Baik bu" Jawabku dan Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone(RaSeLi)
Novela JuvenilPersahabatan diantara tiga remaja SMA yaitu Raib, Seli dan Ali, seiring berjalannya waktu mulai berubah. Sesuatu yang nampak kian terlihat. Tentang Ali yang tidak menyadari perhatiannya yang lebih pada Raib. Hingga menyebabkan Raib bertanya-tanya da...