Happy Reading
🌼🌼🌼Hari libur berlangsung begitu cepat. Sampai sekarang aku sudah bangun, bersiap-siap kembali untuk sekolah. 2 hari itu sesingkat ini?
"Ra sarapan sini"
"Iya ma"Mama sudah menyiapkan makanan. Aku menarik kursi lalu ikut bergabung dengan mama dan papa.
"Ra maaf ya hari ini kamu naik angkot, papa buru-buru harus ke kantor sekarang" Tangan papa mengelus rambutku. Aku tersenyum. Papa sibuk sekali belakangan ini. Bahkan tidak sempat sarapan dulu.
Meja makan hanya diisi olehku dan mama saja. Sebenarnya aku masih kepikiran. Nanti tidak akan terjadi apa-apa lagi kan? Walaupun Ali sudah membuat penjelasan di instagramnya tapi tetap saja aku masih takut.
"Ra pulang sekolah, tolong belanjakan kebutuhan rumah ya, ini uang dan list-nya"
Semoga nanti Ali sekolah. Setidaknya aku tidak sendirian jika bertemu dengan fans Ali.
"Raib kamu melamun?"
Aku tersentak kaget.
"Ah tidak ma. Wah ini list apa-oh mama mau nitip ke Ra ya. Oke deh ma"
Yaampun apa tadi aku tidak dengar mama karena melamun."Aduh Ra kamu melamun apa sih. Lah itu kenapa kamu tuangin kecap ke roti?"
Mataku membulat. Astaga benar! Aku kira itu susu full cream. Beruntung aku belum memakannya. Aku benar-benar ceroboh. Mama menertawakanku.
"Makanya Ra sayang.. jangan melamun terus. Ada masalah di sekolah Ra?"
"Tidak ma tentu saja tidak, hanya pusing saja dengan pelajarannya ma"
"Oh yasudah. Belajar yang semangat, sebentar lagi kan kelas 12 Ra"Aku mengangkat kedua jempolku sambil tersenyum. Mama ikut tertawa. Beruntung mama langsung percaya alasanku. Setelah makan aku naik ke kamarku hendak mengambil tas.
Ting tong
Jangan-jangan papa kembali karena ada barang yang tertinggal. Aku masih sibuk mengemas buku.
"Ra cepat! Ada Ali menunggumu" suara teriakan mama dari lantai bawah. Ali? Dia menjemputku lagi. Aku bergegas menggendong tasku lalu menuruni tangga.
Kukira Ali akan membawa motornya lagi, tetapi tidak. Puh.. aku merasa lega. Ali bersama supir pribadinya.
Aku dan Ali duduk di kursi belakang.
"Lukamu sudah kau sembuh-maksudku sudah diobati Ra?" Biang kerok itu hampir keceplosan aku mempunyai tekhnik penyembuhan. Aku hanya mengangguk pelan.
Lenggang. Semuanya larut dalam lamunan masing-masing. Aduh kenapa menjadi secanggung ini.
"Ekhem tuan muda, apa saya harus memutar musik?" Mungkin supir Ali ingin mencairkan suasana. Mulut Ali seperti ingin berkata tapi terlihat ragu. Kenapa lucu, aku hampir tertawa.
"Yasudah putar saja!" Pandanganku teralih pada jendela. Ingin sekali aku menertawakannya secara terang-terangan.
Mobil Ali berhenti sebelum gerbang Sekolah. Aku melirik Ali. Ini masih jauh.
"Ayo turun Ra, biar tidak ada yang lihat saja" Ali nyengir lalu turun dari mobil. Baru saja aku akan membuka pintu mobil Ali berlari lalu membukanya duluan. Selalu saja begitu. Seperti aku yang menjadi sultan.
Jalanan sedikit berair. Cuacanya memang mendung. Kemarin saja turun hujan. Kami terus berjalan. Hingga memasuki gerbang sekolah. Mataku melirik kesekitar. Mereka tertangkap sedang memerhatikanku tapi dalam sekejap mengalihkan pandangannya. Hampir semua murid seperti itu. Sungguh aku tidak suka saat-saat diperhatikan oleh mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone(RaSeLi)
Teen FictionPersahabatan diantara tiga remaja SMA yaitu Raib, Seli dan Ali, seiring berjalannya waktu mulai berubah. Sesuatu yang nampak kian terlihat. Tentang Ali yang tidak menyadari perhatiannya yang lebih pada Raib. Hingga menyebabkan Raib bertanya-tanya da...