🌼🌼🌼
Sepulang sekolah aku langsung menuju kamar, mengganti baju lalu membaringkan tubuhku. Mama sepertinya sedang belanja. Beruntung mama tidak melihat mataku yang sembab karena menangis. Lupakan saja. Besok hari libur. Seharusnya aku senang.
Drrrttt
Hanphoneku bergetar. Saat kulihat pesan dari Ali. Otomatis aku bangun lalu membacanya.
Ali
Ra maaf aku baru mengabari. Sejak pagi aku harus mewakili pertemuan bisnis orang tuaku. Sangat mendadak bahkan ayahku meneleponku pukul 4 pagi. Di sekolah tidak terjadi apa-apa kan Ra? Kamu baik-baik saja? Oh iya aku sudah memberitahu Felix dan Seli, nanti malam kalian diundang makan malam di rumahku. Pukul setengah 8 aku jemput yaTidak. Ali tidak boleh tahu apapun. Ternyata dia sibuk. Dalam artian sibuk yang sebenarnya. Bukan main-main dengan alat ciptaannya.
Raib
Hmm iya tdk apa. Baiklah AliAli
Iya Ra. Jangan lupa ya. See you ❤Ada apa dengan emoticon hati itu? Lupakan. Aku ingin tidur sejenak.
**
Pukul 19.15 aku sudah siap. Aku memakai dress selutut berwarna putih. Aku menunggu diruang tamu sambil menonton tv dengan mama."Wah Ra kamu cantik sekali. Kalau begini kasihan Ali Ra"
"Kasihan kenapa ma?"
"Ya kasihan jadi tidak fokus makan, karena melihatmu terus Ra. Hahaha"
Baiklah. Mama selalu begitu. Tak lama kemudian aku mendengar suara bel. Sudah jelas pasti Ali.
Setelah berpamitan dengan mama aku segera masuk ke dalam mobil Ali. Dia sangat rapi. Tidak perlu dijelaskan lagi.
"Felix dan Seli sudah dirumahku Ra" Ali berbicara sambil menyetir. Aku hanya mengangguk.
"Kamu baik-baik saja Ra?" Ali melirikku. Aku tersenyum simpul.
"Tidak ada aku di sekolah, kamu betulan baik-baik saja Ra?" Puh kenapa si biang kerok ini selalu mengulang pertanyaanya sih.
"Aku baik Ali"
"Yakin? Lantas kenapa sejak tadi aku merasa tidak tenang. Raib jawab dengan jujur ya. Tidak ada yang menggangumu?" Aku meliriknya sebal. Ali tolong jangan mendesakku untuk jujur.
"Tidak. Jangan bertanya lagi. Dan kenapa kau memposting foto kemarin? Kau tidak memikirkan sesuatu sebelum mempostingnya?"
"Aku.. hanya menyukai-maksudku sangat menyukai fotonya. Itu saja" senyumannya mengembang sambil menatap jalanan. Ali.. dia sama sekali tidak memikirkan dampak yang terjadi padaku. Tentang fans-nya. Tentangku yang menjadi imbasnya. Tapi Ali terlihat sangat bahagia. Tidak apa. Asalkan Ali bisa tersenyum seperti itu aku akan berusaha lebih kuat lagi.
**
Seli dan Felix sudah duduk di meja makan. Mereka sepertinya sudah akrab. Felix melirikku. Hanya Felix yang tahu. Dan Seli tidak tahu apa-apa."Ra kamu cantik sekali memakai dress putih. Cocok sekali dengan Ali. Entah kenapa kalian selalu uwu dimataku. Iya kan Pilik?" Ucap Seli sambil tersenyum pada Felix. Aku ikut tertawa melihat ekspresi kaget Felix.
"Nama gue Felix ya bukan Pilik apalagi Pilek!"
Kami tertawa. Ternyata selain baik, Felix punya sisi humornya juga. Setelah itu kami fokus makan malam. Sampai makanan kami tandas.
"Makasih sultan Ali. Kenyang sekali." Seli duduk menyender pada kursi.
"Thanks Li. Ternyata lu sultan asli ya. Gue kira lu cuma sultan KW hahaha"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone(RaSeLi)
Fiksi RemajaPersahabatan diantara tiga remaja SMA yaitu Raib, Seli dan Ali, seiring berjalannya waktu mulai berubah. Sesuatu yang nampak kian terlihat. Tentang Ali yang tidak menyadari perhatiannya yang lebih pada Raib. Hingga menyebabkan Raib bertanya-tanya da...