Happy reading
🌼🌼🌼"Apasih Van. Jadi gimana?" Saat aku hendak duduk di kursi, tiba-tiba...
"Ra sama gue" aku terkejut. Apa katanya? Sejak kapan Ali berada disini? Bukankah dia tadi sedang tidur.
"Ah apasih Li! Orang Ra sendiri yang ngajak gue duluan" jawab Evan. Ali diam dengan tatapan dinginnya. Lalu menarikku menjauh dari bangku Evan. Ali menyuruhku duduk di bangkunya.
"Heh apa-apaan sih Li!!" Bentakku. Ali hanya diam sambil menatapku. Lalu dia mengambil buku tulis dan bol poin.
"Tugas inggrisnya mau tentang apa?" Aku diam mematung. Apa ini mimpi? Maksudnya Ali mengajakku mengerjakan tugas? Aku tertawa kecil. Lucu sekali.
"Ahahaha seorang Ali yang jenius sekaligus pemalas ini mau mengerjakan tugas? Hahaha"
Aku memegangi perutku. Lalu meliriknya sesekali."Kamu mau tentang apa? Sebelum aku berubah fikiran. Raib jawab!" Aku berhenti tertawa lalu menatapnya sambil menahan tawa. Astaga dia serius ternyata. Aku berfikir sejenak sambil menopang kepalaku menghadap Ali.
"Eumm tentang.. mamang tukang sayur sama pembeli cantik dan tidak sombong, Bagaimana?" Aku menaik turunkan alisku. Ali masih menatapku dingin. Sebenarnya aku menjawab sangat asal :v
"Iya putri bulan yang super cerewet plus galak tingkat tamus!" Ketusnya sambil menulis diatas bukunya. Aku mulai naik darah. Lalu menimpuk lengannya dengan buku lain. Ali menoleh seketika.
"Dasar biang kerok!"
"Jadi cewek galak banget sumpah ya!" Dia hanya melihatku sekilas. Lalu kembali menulis sesuatu.
"Ya terus kamu gak nyebelin apa?" Aku mencubit pinggangnya kesal. Ali menoleh lagi.
"Sshhtt! Bisa diem gak ? Perlu diiket pake jaring perak?" Mataku membulat lalu hendak menimpuk lengannya. Tapi sayang.. Ali berhasil menahan tanganku. Sial. Aku menarik tanganku kuat-kuat. Tapi tenaga Ali lebih kuat. Ali menyunggingkan bibirnya.
"Kenapa? Masih mau main pukul hmm?" Aku berdecak kesal.
"Ckk iya iya. Lepasin dulu"
Ali masih menatapku. Astaga aku melirik kearah teman-teman kelasku. Dan mereka tengah menontonku dan Ali. Apalagi Seli! Dia menahan tawanya seperti sedang menonton drama korea. Aku mengkode Ali agar melepas tanganku.
"Minta maaf gak" nadanya datar sedatar-datarnya. Rasanya aku ingin marah dan mengeluarkan pukulan berdentum. Mungkin wajahku sudah memerah. Ali menaikan satu alisnya. Bibirnya terangkat. Astaga ekspresi yang sangat menyebalkan.
"Gak! Lepas dulu!" Ali tertawa jahat. Aku menyerah lalu menjatuhkan wajahku diatas meja. Antara malu dengan teman-temanku. Juga malu dilihat oleh si biang kerok gila ini.
"Jangan tidur. Minta maaf dulu nanti lanjutin tidurnya" bisik Ali seperti diujung telingaku. Aku tidak ingin mengangkat kepalaku. Apa kami masih menjadi bahan tontonan?
"Yasudah. Tidurlah. Biar aku yang kerjakan" setelah itu Ali melepas tanganku. Aku mengintip. Ali beneran sedang mengerjakan tugas. Astaga aku tak habis fikir. Seperti keajaiban dunia saja, dia mau mengerjakan tugas. Setelah itu aku tidak ingat apapun.
**
"Ra.. bangun! Kamu belum mandi belum pulang belum ganti baju. Astaga.. kamu manusia atau kebo !Raibb!"Aku mendengar suara yg berisik. Juga pipiku terasa sakit seperti habis dicubit berkali-kali. Aku membuka mataku. Dimana ini? Kenapa seperti bukan kamarku. Ada cahaya orange. Dan juga siluet orang yang kelihatannya tidak asing. Aku mengerjap ngerjapkan mataku. Sepertinya ini kelas- astaga!! Aku lalu bangun sekaligus. Menyadari aku berada di kelas yang sudah sepi kecuali ada Ali di sebelahku. Aku mengusap wajahku juga merapikan rambut panjangku yang digerai. Yaampun ada apa denganku. Wajahku pasti seperti orang linglung. Ali disebelahku tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone(RaSeLi)
Teen FictionPersahabatan diantara tiga remaja SMA yaitu Raib, Seli dan Ali, seiring berjalannya waktu mulai berubah. Sesuatu yang nampak kian terlihat. Tentang Ali yang tidak menyadari perhatiannya yang lebih pada Raib. Hingga menyebabkan Raib bertanya-tanya da...