24. Macau

191 57 12
                                    

Happy Reading
.
.

Triittt....

Chanyeol mendadak menepi dengan membanting stir. Ia memandang Sehun tajam dengan tatapan yang sukar diartikan.

"Kau akan pergi."

"Maksudmu?" Sehun membingung.

....

"Saat di Macao...." Chanyeol mulai menceritakan kejadian yang tidak Sehun ketahui.

*Flashback on

Setelah aksi nekat Suho dan Chanyeol sekaligus permainan duel gila antara Kai dengan Tuan Felix kemarin. Mereka berkumpul di salah satu rumah sederhana yang sudah Luhan siapkan. Sangat mudah menemukan hotel dan apartemen berbintang di Macao, terlebih jika Suho yang turun tangan. Tapi lagi-lagi tempat semewah apapun tidak menjamin itu aman. Jika bukan di tanah air sendiri, ditambah lawan mereka bukan orang main-main.

"Luhan apa semuanya sudah siap?" tanya Suho pada sekertaris pribadinya,

"Semua sudah siap tuan." Luhan menyerahkan berlembar-lembar tiket pesawat dari berbagai maskapai dengan tujuan ke berbagai negara.

"Jam berapa kita pergi?"

"pukul empat dinihari," jawab Luhan.

"Kenapa hanya dua orang? Bagaimana denganmu?"

"Rencanan apa lagi yang kalian siapkan?" potong Chanyeol. Menatap Suho dan Luhan bergantian.

"Penerbangan saya menyusul. Kakak saya masih membutuhkan saya," terang Luhan pada Suho, mengabaikan pertanyaan Chanyeol.

"Jelaskan padanya!" perintah Suho seraya melenglang pergi menuju kamar Sehun. Chanyeol melemparkan sorot mata selidiknya pada Luhan.

"Ia menyuruhku untuk mengurus semua berkas kewarganegaraanya di Kanada,"

"Kanada, maksudmu?"

Krrincing... teng... teng...

Dentuman lonceng dari pintu utama menandakan seseorang datang. Pemilik rumah bersiap membukakan pintu, Luhan dan Chanyeol bersiap mengambil ancang-ancang, berjaga jika itu penyerangan seperti yang kemarin dilakukan. Begitu pintu itu dibuka, nampak Jongdae dan Kai dengan sedikit lebam di beberapa titik.

"Kalian menunggu kami?" tanya Jongdae begitu pintu kayu dibuka dan langsung berhadapan dengan pemilik rumah. Chanyeol dan Luhan muncul dari balik pintu setelah memastikan bukan bahaya yang datang.

"Kau dapat menebaknya sendiri," ucap Luhan pada Chanyeol sebagai jawaban percakapannya tadi. Ia menghiraukan dua orang yang baru datang dan melengang pergi menyusul Suho ke kamar Sehun.

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Di mana Kyungsoo?" Chanyeol melirik salah satu pintu kamar yang bersebelahan dengan kamar Sehun. Tanpa basa-basi Kai berlari ke arah yang ditunjukan Chanyeol.

"Mereka akan membawa Sehun ke Kanada," jawab Chanyeol pada Jongdae. Walau bagaimanapun di sini tidak ada Minseok, dan Jongdae adalah penggantinya.

"Kalau begitu kau harus menahannya." Jongdae memberi saran.

"Chk, aku tidak punya waktu untuk itu." Chanyeol kembali dengan sikap acuhnya, sorot mata dengan ucapannya nampak berbeda, Jongdae yang peka hanya tersenyum samar.

"Kita sejauh ini mempertahankannya, bukan? Jangan terlalu banyak berfikir! Aku dan Minseok yang mengurus sisanya," pungkas jongdae menepuk pundak Chanyeol dan berjalan menyusul Kai.

LOTTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang