23. Approval

150 54 13
                                    

Happy Reading

.

"Aku akan menikah."

"Uhukkk... Uhukk... Min-minum!"

Pyuuurrrr...

Traang...

"Mama tidak salah dengar?"

"Kenapa menyembur wajahku, Chen?"

Kai tersedak makanannya, Chen menyemburkan air minum ke wajah Xiumin beruntung bukan ke wajah Tuan Park sang Papah Mertua. Sama seperti anak dan menantunya, Dua paruh baya itu juga turut membulatkan mata tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

Ucapan yang amat dinantikan selama Dua tahun terakhir dari mulut anak lelaki dewasanya. "Tidak semudah itu Chan. Kami harus tahu dulu seperti apa calonmu... Jangan-"

"Paah..."

"Jangan sampai kau salah memilih lagi!"

Nyonya Park coba menahan ucapan protektif suaminya, berujung ia yang ditahan sang suami dengan mengangkat tangannya. Dapat kita artikan, bahasa verbal menyuruh diam. Bersukur tanggapan Tuan Park masih tergolong wajar.

"Kita bisa bicarakan ini di ruang kerja, Chen juga harus ikut dalam pembicaraan ini." –Tuan Park, dengan wajah datarnya. Ia berhasil mengendalikan keterkejutannya dengan bersikap acuh.

"Chk, di ruang kerja dengan dua orang penggila bisnis. Itu artinya kita akan membicarakan bisnis," ia berdecih menunjukan ketidak sukaannya seolah ia tahu hal apa yang akan dibicarakan selain permintaannya untuk menikah.

"Makan malam nanti, kenalkan dia pada kami!" Perintah Tuan Park seolah memberi lampu hijau padanya. Chanyeol membulatkan mata tidak percaya, ia masih diam dengan penuturan Papa Park, nentranya kini beralih pada wanita paruh baya yang tak lain adalah Nyonya Park.

Senyum samar terukir di bibir tipis wanita paruh baya, ia mengedipkan sebelah matanya pada Chanyeol sambil menautkan telunjuk dan ibu jari nya membentu kata 'Ok'.

"I'm sure you'll like her"

Kali ini si bungsu, Kai turu menyauti  di ikuti anggukan mantap oleh kedua kakak sulungnya, Chen dan Xiumin. Kai sangat yakin bahwa Papa Park akan menyukai gadis yang nanti akan dikenalkan padanya.

Senyum Chanyeol mengembang, dengan lesung pipit khasnya kembali terukir di wajah tampannya. Ia berdiri dan merentangkan tangan untuk memeluk Papa dan Mama Park bersamaan.

"No!" Tuan dan Nyonya Park bersamaan, menolak pelukan Chanyeol.

"Makannya mandi!" Celetuk Xiumin disambut kekehan oleh Chanyeol dan yang lain.

....

Di tempat lain dalam waktu bersamaan, seorang gadis diintrogasi oleh keluarganya. Bak ruang penyelidikan, ekspresi terkejut, bingung dan heran berbaur menjadi satu. Aroma rasa tidak percaya dari masing-masing kepala cukup menguatkan bagaimana gadis itu berusaha meyakinkan kedua orang tua dan kakaknya.

"Kau yakin akan menikah?" lagi-lagi pertanyaan itu terlontar dari mulut manis sang nyonya.

"Kenapa kalian tidak percaya? Apa menurut kalian aku seorang vloger yang membuat konten prank?" tanya gadis itu dengan raut semakin kesal.

"Kau seperti konten kreator yang kehabisan ide!" Oceh sang kakak.

"Anak gadisku akan segera mengakhiri masa lajangnya?" –Tuan Oh, membuang muka masih tidak percaya.

LOTTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang