16. Something

226 77 28
                                    

🔸Hello... Author kesayangan kalian kembali. (gpp'lahya kepedean 😅)
🔸 Seperti biasa. Bantu aku memberikan judul chapter ini.
🔸Baca gak votmen fix kalian JAHAT

🔸 Author dalam masa kebimbangan 'Aku-Kamu' atau 'Aku-Kau'. baca dan tela'ah enakan mana.

🎗️🎗️🎗️Happy Reading🎗️🎗️🎗️

.

.

.

.

Dari mata seorang gadis, nampak lelaki paruh baya yang sibuk dengan berbagai berkas di meja kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari mata seorang gadis, nampak lelaki paruh baya yang sibuk dengan berbagai berkas di meja kerjanya.

"Suruh suamimu untuk segera pulang!" ujarnya pada seorang gadis yang baru saja masuk membawakan secangkir teh.

"Apa rekan bisnismu berulah lagi Pah?" tanya gadis itu.

"Tidak. Hanya ada sedikit guncangan di kantor" jawab pria paruh baya tanpa menoleh.

"Kenapa?",

"Kamu tak perlu tahu. Suruh saja suamimu pulang dan bantu aku!" jawab lelaki yang berpanggilan Papah sambil mengambil cangkir teh dan menyesapnya.

"... Suruh juga Chanyeol pulang dan ingatkan Kai agar segera menyelesaikan urusannya! Rasanya pusing kepalaku mengurus dua anak itu" gerutunya.

Curhatan seorang lelaki paruh baya pada seorang perempuan muda. Lelaki paruh baya itu adalah tuan Park dan Xiumin putri sulungnya yang sudah menikah dan memiliki seorang putra bernama Jisung. Walau Jisung sudah tidak ada, kenyataannya Xiumin pernah menjadi seorang Ibu.

Xiumin bukan lagi seorang gadis. Tapi Tuan Park selalu menganggap Xiumin anak gadisnya meski Iya sudah memakai marga suaminya, bahkan saat Xiumin berstatus sebagai orang tua sekalipun, catat baik-baik Xiumin akan tetap menjadi anak gadis Tuan Park selamanya. Begitupun dengan perlakuan Mama Park yang masih sedikit berat melepaskan Xiumin untuk tinggal bersama suaminya. Mereka masih belum rela melepaskan Park Minseok menjadi Kim Minseok. Terlebih semenjak stres berat yang pernah dialami Xiumin.

Bersyukur Chen atau Kim Jongdae tidak pernah mempermasalahkan hal ini. Iya justru bersyukur karna tak perlu hawatir pada Xiumin yang rutin Iya tinggalkan karena urusan bisnis perusahan Kim. Intiya, Chen menerima bagaimanapun keadaan Xiumin.

"Dia masih harus mengurus meeting dengan beberapa klien Pah" –Xiumin,

"Seandainya Jisung masih disini, aku akan bermain dengannya dan meninggalkan semua urusan kantor untuk cucuku. Memaksa Chen urusan mudah" lirih Tuan Park dengan wajah tertekuk dan mata berkaca-kaca.

LOTTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang