25. Genius Women (2)

102 24 11
                                    

Hi, aku kembali.
Saran saja, baca kembali chapter sebelum ini terlebih dahulu (minimal paragraf terakhirnya).
Saran ajasi (karena lama gak up) gapun gpp.
Terimakasih sudah menunggu.
Spam komentarya, aku pengen interaksi sama kalian.

Aku benar-benar kembali, tolong tunjukan antusiasme dan dukungan kalian lagi pada cerita ini.
Terimakasih sebelumnya.

Happy Reading
.
.
.

"Luhan tidak menjawab panggilanku," Sehun nampak semakin khawatir. Ia melemparkan pandangannya ke luar mobil seraya memikirkan perasaannya yang tak menentu. "Sesuatu pasti terjadi. Luhan tidak akan mengabaikan panggilanku jika itu menyangkut atasannya, Suho," lirih Sehun.

Triiitttt... triitttt... Bruuummmm....

"Dokter Byun? Itu mobil milik dokter Byun!" pekik Sehun. Ia menunjuk-nunjuk mobil yang baru saja menyalipnya dan mengikuti arah laju mobil Suho. Tiga mobil menguasai jalanan malam, jalur yang mengarah ke luar kota.

"Jangan sampai kita ketinggalan jejak, ikuti mereka!" pinta Sehun pada Chanyeol. Ia mengigit bibir bawah dengan tangan yang meremat ponselnya. Sungguh Sehun memiliki perasaan yang sangat buruk.

"Apa yang terjadi dengan keluargamu?"

"Ibu dan Ayah mengirim pesan, katanya kakak bersikap aneh setelah menerima panggilan."

....

Rumah Sakit Chonbuk

Dua mobil yang mereka ikuti memasuki arena rumah sakit yang asing untuk Chanyeol, terlebih lagi Sehun yang memang tidak besar di negri itu.

Nampak Suho membanting pintu mobilnya dan berpapasan dengan sang dokter muda yang juga baru sampai. Terpampang raut khawatir di masing-masing wajah mereka. Tampak Seseorang dengan penampilan kacau tidak seperti yang lainnya, melambaikan tangan dari arah lobby pada dua pemuda yang baru saja sampai.

Suho berlari menuju lobby administrasi, Luhan dan Dokter muda itu berlari cepat menuju lorong rumah sakit yang mengarah ke ruang perawatan intensif (ICU).

....

"Tolong kakakku," pinta Luhan dengan memohon pada seorang dokter muda yang masih mengatur nafasnya sejenak, sambil membalurkan cairan steril di lengannya. Sebut saja ia Dokter Byun.

"Lay akan baik-baik saja. Dokter pribadiku yang akan menanganinya." Suho berusaha menenangkan Luhan, ia merangkul sekertaris pribadinya dan menariknya agar duduk di kursi tunggu.

"Hikss... Hikss... Kakakku,"

"Lay? Who's her?" tanya seseorang yang tak lain adalah Sehun. Suaranya berhasil membuat Suho dan Luhan terperajak kaget, mereka yang bersikap bak kakak dan adik akhirnya saling memberi jarak seketika. Tampak jelas, Luhan yang berusaha menghentikan tangisnya.

"S-she, em-my older sister," jawab Luhan sambil beranjak berdiri dan menundukan kepalanya pada Sehun. Walau bagaimanapun Luhan sadar akan posisinya yang hanya sekertaris Suho. Itu artinya, ia juga bawahan Sehun.

"Sedang apa kau di sini?" tanya Suho dengan nada ketus, ia bersikap sangat dingin. Seolah tidak suka dengan kehadiran Sehun di sana.

"Your attitude is very suspicious," jawab Sehun mendekatkan wajahnya pada Suho dengan tatapan menyipit penuh selidik. Ia sangat curiga pada sikap Suho.

LOTTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang