11. TOKYO (1)

295 99 88
                                    

🔸 Bagaimana long weekend kalian?
🔸Bersiaplah. Dua chapter ini lebih panjang dari biasanya!

🎗️🎗️🎗️ Happy Reading🎗️🎗️🎗️
.

.

.

*Flashback on

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Flashback on

Jepang Musim Dingin

Sementara itu cuaca musim dingin telah melanda sebuah kota di negri Sakura, salju turun dengan ritmenya sendiri.

Seorang lelaki dengan wajah asing dan tatapan elangnya melangkah mantap menyusuri jalanan Tokyo diantara bangunan menjulang dengan gemerlap lampu warna-warni menghiasi deretan toko.

Tokyo dengan beragam distrik hiburan malamnya mempertegas bahwa Tokyo kota yang tidak pernah tidur. Siapapun dapat menemukan berbagai gaya hiburan malam sesuai selera, semua tersaji lengkap di setiap distrik di Tokyo.

Langkah lelaki itu terhenti seketika begitu mata elangnya menangkap lampu berwarna mencolok dengan tulisan SHIBUYA dibawah ukiran kanji Jepang yang entah lelaki itu mengerti atau tidak.

"Mari kita mulai." lirih lelaki itu sambil menyiratkan smirk evilnya dan masuk melintasi lorong dengan cahaya meremang dan yaa, apalagi jika bukan sebuah clube di kawasan Shibuya Tokyo.

Seorang gadis dengan wajah datar tanpa ekspresi persisi bak patung, tubuh kecilnya berbalut jas merah persis seperti tokoh anime populer nampak asik dengan kartu poker ditangannya. Berhadapan dengan seorang lelaki paruh baya yang secara visual jauh lebih tua dari usia sang gadis, menyesap cerutu yang diapit kedua jarinya.

"2-Mai no kādo o henkō suru" (Mengubah Dua kartu) ucap lelaki paruh baya sambil meletakan dua kartu poker, kriystal dan heart merah, berangka 2 dan 5.

"2-Mai no kādo o henkō suru" (Ganti 2 kartu) ucap gadis berwajah bak patung dengan meletakan Dua kartu queen merah dan hitam, sontak membuat kegaduhan seketika diantara para penonton yang mengepung mereka.

"Ha~a... 2-Ri no joōnanoni" , "Nanishiteruno", "Ā.. Anata wa anata no un o nagete imasu"

("Haaa... Meskipun itu 2 ratu...", "Apa yang kamu lakukan", "Oh.. Kau membuang keberuntungamu") dan berbagai umpatan lain dari penonton yang menyaksikan permainan mereka melalui layar monitor yang terpasang di beberapa sisi. Umpatan-upatan itu cukup membuat seorang lelaki asing yang baru menginjakan kaki di tempat itu bingung dan memantapkan langkahnya untuk terus berjalan. Maklum, mereka berbahasa Jepang sedangkan ia sudah lama tidak melatih kemampuan bahasa Jepangnya.

LOTTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang