Prolog

1.3K 180 42
                                    

●●●

CAUTION:

This following story contains content of Violence, Murder and Suicide, Drugs and Alcohol, Cult, Sexual Harassment, Political and Legal Abuse, Sex, etc.

Cerita berikut ini mengandung Kekerasan, Pembunuhan dan Bunuh Diri, Narkoba dan Alkohol, Sekte, Pelecehan Seksual, Penyelewengan Politik dan Hukum, Seks, dll.

●●●

jeffrose_'s present

●●●

PEREMPUAN cantik yang tengah menganga mulutnya itu bernama La Guillotine. Tubuhnya tinggi, kokoh, menghitam dipenuhi jelaga busuk. Matanya berkilat-kilat, tajam, terletak di atas, menatap sekeliling dengan bengis. Pria, wanita. Tua, muda. Kaya, miskin. Bangsat, jujur. Apabila diminta, semua harus siap untuk menyumbangkan semua persediaan anggur miliknya, baik yang dihasilkan di kebun, maupun di dalam tubuh mereka sendiri. Kepada La Guillotine. Sang Ratu Agung pada abad 17 yang pernah menjadi primadona seluruh Prancis. Yang pernah mati karena gencatan senjata berkedok Hak Asasi Manusia. Yang kini bangkit kembali, di sebuah kota kecil yang tenang dengan peraturan keji.

Bukanlah pemandangan yang patut disaksikan seorang anak berumur 8 tahun, ketika Ibu yang amat ia cintai didorong punggungnya, disuruh tunduk pada Sang Ratu. Mata yang selalu memandangnya dengan teduh, mata yang selalu membuainya ketika malam datang, ketika ia hendak menyambut mimpi, kini ditutup secarik kain hitam berenda. Tak diizinkan untuk menatap mata putra tercinta, untuk terakhir kalinya.

Dayang Sang Ratu yang gagah perkasa, lelaki berjenggot kusut dan sakau berat, membungkuk, bertanya kepada wanita yang hendak ia putuskan kepalanya sebentar lagi dengan suara mendengkur. "Nah, jalang." Algojo itu bersendawa. "Kalimat terakhirmu?"

Si anak tahu bahwa Ibunya bukan perempuan yang lemah. Ia selalu melihat Ibunya bekerja sepanjang hari, sepanjang minggu, sepanjang bulan, serta sepanjang tahun tanpa istirahat barang sedetik pun. Meskipun pada akhirnya ia harus mati dilahap Sang Ratu, ia akan menghadapinya dengan tabah. Buktinya kini ia mengangkat kepalanya, seolah betul-betul sedang melihat putra yang telah menjadi satu-satunya alasan hidupnya selama ini menembus pekatnya kain hitam. Bibirnya yang pucat dan giginya yang bergemeletuk menyungging, memberi sedikit rona yang terlihat begitu cantik bagi si anak.

"Hendery..." rintih si Ibu. "Meskipun nantinya kau akan bertemu bajingan yang lebih hina daripada aku..."

Algojo itu bersendawa lagi, kemudian dengan linglung berkata, "teruskan."

Bibir pucat itu kembali terbuka, membuat si anak hampir getir. "Bukan hak kita, untuk mengambil nyawanya."

Tak ada tanda titik di akhir kalimat itu, dunia tahu bahwa semua telah selesai, telah berakhir.

Si anak tak dapat menjawab apa-apa. Ia ingin menangis, tapi Ibunya pun tak menangis. Ia ingin berlari dan membawa kabur Ibunya, tapi Ibunya pun tak berlari dan membawa kabur dirinya sendiri. Tangannya yang gemetar mengepal kuat-kuat. Bibir mungilnya mencoba tersenyum, ketika dilihat Ibunya pula tersenyum.

Tak pernah ada hitungan mundur atau aba-aba lain diserukan di ruangan gelap, menjijikkan, berbau amis, dan sarat akan maut itu. Si Algojo yang sakau berkuasa akan tuas berkarat di sampingnya. Ditariknya kuas itu hingga berdecit. Sang Ratu memekik nyaring. Matanya mengilat lebih tajam dari biasanya.

Dan kepala itu pun jatuh, bergulir masuk ke dalam karung. Menyisakan tubuh berbalut gaun kumal yang ditambal sana-sini.

Ketika menyadari bahwa yang mengalir merah itu merupakan darah Ibunya, dan yang beruraian itu merupakan urat-urat Ibunya. Si anak laki-laki berumur 8 tahun menyadari,

bahwa kalimat terakhir Ibunya itulah yang akan menjadi prinsip hidupnya sampai mati. 

●●●

starring

●●●

Hendery Huang

●●●

Lucas Huang

●●●

featuring

●●●

Dejun Xiao

●●●

Yuna Shin

●●●

"Kita ini sama-sama pembela."
"Ya, dan juga sama-sama pendosa."

●●●

Devil's Advocate

●●●

Find This Story Playlist at:

Jeff Rosalie on Spotify.
(link on my bio)

●●●

idk if this will be controversial or not,
but these are just my late night thoughts (yang mungkin selalu kontroversial honestly).

meskipun tag-nya henxiao, tapi cerita ini juga fokus ke lucas, okay ;)

jadi canangannya tokoh utama di sini itu hencas, cuma hendery ketemu dejun, lalu terbitlah henxiao. gitu, sih, sederhananya.

tapi dua tokoh pembantu di atas juga banyak berkontribusi, kok. dan kalau kalian bertanya-tanya, aku kasih spoiler dikit: yang romantis-romantisan di sini cuma henxiao (itu pun kalau aku berhasil bikin romantis ㅠㅠ).

cerita ini 100% fiksi yang lahir di dalem kepala super-ribetku. tapi tidak menutup kemungkinan kalian nemu kasus nyata yang mirip-mirip sama cerita ini, karena aku emang terinspirasi dari kasus-kasus nyata.

aku berusaha buat menulis dengan netral di sini, dan aku harap ketika sampai ke kepala kalian, tulisan ini juga masih bersifat netral.

enjoy ~

xoxo ♡

Devil's Advocate ● HenXiao ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang