●●●
jeffrose_'s present
●●●
LUCAS menekan tembakaunya sampai berbentuk menyerupai kacang almond sementara matanya dengan cermat meneliti dokumen laporan Winwin.
"Pengacara pihak Hangyul Lee itu aneh," kata si sekretaris hukum yang bijaksana. "Dia meminta persidangan dibuka untuk umum ketika jelas-jelas pihak Yuna Shin menginginkan sidang tertutup."
Tembakau kacang-almond itu kemudian Lucas kunyah dari satu sisi gusi ke sisi yang lain. "Aneh atau tidak, yang jelas mereka tak punya malu," gumamnya. Ia lalu mengangkat tas kerja dan berpaling pada Hendery yang sedang melamun di mejanya. "Hey, Pengacara Koruptor! Nganggur hari ini?"
Hendery membalasnya dengan gumaman. "Hari yang cerah, bukan?"
"Mau mencoba jadi asistenku?"
Hendery melempar tatapan aneh pada Lucas. "Yang akan kau temui ini gadis 17 tahun korban pelecehan, Pengacara Huang. Kau hanya membuatnya semakin tertekan jika mengikut sertakan satu lagi lelaki dewasa ketika berkunjung."
Lucas terkekeh. "Kadang aku menganggap akal sehatmu berguna juga. Hanya kadang-kadang tapi."
"Baguslah. Aku tak pernah menganggap akal sehatmu berguna."
Lucas tak menanggapi hinaan itu. "Winwin, carikan orang itu pekerjaan, ya. Kalau bisa, pekerjaan yang dapat menebus segala dosanya selama ini."
Lucas sudah keburu menghilang di balik pintu ketika sumpah serapah Hendery menyerangnya.
Keadaan seperti itu sudah terlampau normal untuk terjadi. Tiga tahun yang lalu, ketika Lucas dan Hendery baru saja membuka firma mereka, Winwin yakin pembuluh darahnya sebentar lagi pecah atau minimal ia akan mengalami penuaan dini. Tapi secara mengejutkan, ia dapat beradaptasi, bahkan terkadang menjadi bagian dari keributan itu.
"Apa yang terjadi pada si jurnalis kecil?" tanya Hendery tiba-tiba.
Winwin mengangkat wajahnya. "Maksudmu Ten?"
"Ia menghilang tiba-tiba setahun yang lalu," Hendery meneruskan. "Setelah demo di Jamestown kalau tidak salah."
Winwin mendengus. "Dia memang dari Jamestown," ujarnya tak acuh. "Dia baru pulang diculik."
"Diculik?"
"Beberapa orang gila membentuk kelompok di sana dan menyebut diri mereka sebagai Brutusist," lanjut Winwin. "Singkatnya mereka tukang main hakim sendiri, begitulah."
"Tapi kenapa Ten diculik?"
Winwin meletakan kertas-kertasnya lalu menatap Hendery serius. "Mereka tak setuju dengan gerakan anti-hukuman mati yang disuarakan oleh Ten."
Dapat terdengar bunyi ketikan Winwin semakin kasar, menggambarkan amarahnya yang ia tahan.
"Tapi FBI sudah meringkus merekaㅡatau setidaknya beberapa dari mereka. Yang penting Ten selamat dari kekacauan itu, meskipun dengan membawa satu kutil di pundaknya."
Hendery mengangkat satu alisnya. "Satu kutil?"
"Ada satu lagi orang Asia di kelompok itu." Winwin berusaha menekan rasa jengkelnya. Ia tak begitu berhasil. "Entahlah, mungkin salah satu gejala primordialisme."
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Advocate ● HenXiao ●
FanficMereka memang menyatakan diri sebagai pembela, namun dengan misi dan kredo yang jelas amat berbeda. ●●● jeffrose_'s present A HenXiao Fanfiction