14. Dunia Ideal

319 86 86
                                        

●●●

jeffrose_'s present

●●●

"KAU meminta apa?"

Menteri Im menegakkan tubuhnya seketika, menatap Hendery yang tersenyum tidak wajar.

"Anda mendengar saya," ujar pengacara muda itu.

"Nak, begini," Menteri Im berdeham, "kau adalah orang yang menyelamatkanku dari denda penjara karena kasus korupsiku dulu (dan hampir menyelamatkanku lagi jika kau tidak menolak permintaanku yang sekarang). Kau mungkin boleh membela koruptor, tapi akan sangat tidak pantas jika kau—yang melakukan tindakan imoral seperti penyuapan."

Hendery memutar matanya. Ia telah menduga akan seperti ini jadinya. "Saya tidak akan meminta apapun lagi."

"Aku memang tidak butuh apapun lagi darimu." Menteri Im membuang abu tembakaunya ke dalam asbak. "Sekarang pergilah, sebelum kau benar-benar menjadi 'Pengacara Koruptor'."

●●●

Dejun mengangkat kepalanya yang terlihat begitu rapuh dan anggun di bawah sinar matahari. Pertanyaan yang muncul di dalam benaknya sangatlah klasik sampai terdengar membosankan kini.

'Dapatkah aku melihat matahari lagi? Ataukah aku hanya akan melihat dinding sel yang dingin sampai kematian datang?'

Tiba-tiba pintu terbuka. Dejun memiringkan kepalanya seiring Ten masuk ke kamar rawat dengan langkah lambat.

"Bagaimana kabarmu?" tanyanya sambil menarik kursi di samping ranjang Dejun.

"Sejujurnya aku baik sekali," kata Dejun. "Aku tidak mengerti kenapa aku masih berbaring di sini."

"Mereka mengurungmu di sini," kata Ten tenang. "Bukankah ini lebih buruk dari penjara?"

Laki-laki yang memiliki rambut hitam tebal itu bangkit dari kursinya dan berjalan menuju jendela yang ditutupi debu. "Terkurung di sini bersama penyesalanmu, bukankah itu lebih buruk dari penjara?"

"Tenㅡ" Dejun menghentikan kalimatnya di sana dan meneruskannya di dalam hati, 'ㅡapa maksud dari semua ini?'

"Jika ada hal yang lebih buruk dari pada cinta," Ten memutar tubuhnya dan memandangi si pasien, "maka itu adalah penyesalan."

Kemudian keadaan hening tanpa kecanggungan. Keduanya saling menatap dan saling membaca pandangan satu sama lain.

"Dejunㅡ" Ten tersenyum. "Aku menyayangimu, lebih dari yang kau tahu."

Dejun menghela nafas. "Kauㅡ"

"Aku sendiri yang menentukan perasaanku padamu," potong Ten pelan. "Dan aku sendiri yang menentukan tindakan apa yang akan kulaksanakan padamu."

●●●

"Tidak mungkin. Tidak mungkin. Tidak mungkin. Sialan! Sialan! Sialan!"

Lucas membenturkan kepalanya kepada setir beberapa kali. Tangannya mengepal erat sampai buku-bukunya memutih. Jas Armani-nya telah ia tanggalkan, dan rambut rapinya mulai berantakan.

"Begitulah caranya dia mengetahui masa laluku. Begitulah caranya dia akan menghancurkan reputasiku. Begitulah caranya. Dia adalahㅡdia adalah pengacara dari Abraham Jewels!"

Jantungnya berdebar sampai tubuhnya mulai panas. Kendati demikian, keringat dingin tak henti-hentinya mengalir di keningnya. Ini adalah serangan panik, Lucas mengetahuinya sejak dia mundur dan berjalan cepat menjauhi Kantor Pengacara Wu. Dan ia tahu pasti apa yang dapat memicu serangan panik baginya.

Devil's Advocate ● HenXiao ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang