●●●
jeffrose_'s present
●●●
"MAAFKAN saya, Nyonya. Saya telah berusaha. Tapi semua rumah sakit yang saya datangi tidak ada yang mau memberikan surat rujukan."
Nyonya Shin mengangguk dan menepuk-nepuk punggung tangan Lucas dengan sabar. "Tidak apa, Nak. Tidak perlu memaksakan diri."
"Bagaimana keadaan Yuna?" tanya Lucas sambil menolehkan pandangannya ke atas tanggaㅡdimana kamar Yuna Shin berada.
Nyonya Shin menghela nafas sejenak sebelum tersenyum lembut. "Aku berhasil membujuknya makan, meskipun hanya sekali."
Lucas yakin keadaan kamar Yuna yang sekarang tidak jauh berbeda dengan dua hari yang lalu. Gadis itu masih berjongkok di sudut ruangan. Matanya kosong, menatap lurus seolah menembus dimensi lain.
Seperti ketika terakhir kali, Nyonya Shin mendekati putrinya dan membujuk dengan lembut, sementara Lucas tercenung di ambang pintu mengenang masa lalu buruknya.
"Yuna sayang. Pak Pengacara ingin berbicara denganmu. Sebentar saja. Tidak apa, 'kan?"
Yuna masih diam. Memandangi wajah pucat ituㅡwajah mungil dengan kedua mata lebar yang kosong, Lucas teringat akan salah satu kutipan Shakespeare:
"Heaven! Love! Freedom! What a dream, oh poor crazed Girl!"
Lucas melangkahkan kaki, masuk ke dalam kamar gadis ituㅡmasih setengah berharap akan mendapat lemparan sepatu. Ia memang tidak memakai jas, tapi kemeja dan celananya masih bisa dikatakan resmi dan formal. Ia hanya dapat berharap Yuna tidak terlalu terintimidasi.
Lucas lalu berlutut di hadapan Yuna. "Hai, namaku Lucas," ia tidak mengerti kenapa suaranya terdengar seperti suster yang sedang membujuk anak-anak, "tidak keberatan, 'kan, jika aku ingin menjadi temanmu?"
Dagu Yuna mendongak sedikit demi sedikit, seolah ia adalah robot berkarat yang lupa diminyaki. Mata besar yang jernih itu kemudian akhirnya menatap Lucas, membuat si pengacara tidak dapat menahan senyum.
"Yuna," lanjutnya lagi, "aku di sini untuk membantumu. Maafkan aku, tapi semua rumah sakit di Providence ini bajingan. Tapi tidak usah khawatir, aku akan memastikan kau mendapatkan perawatan yang terbaik. Namun, selama aku mencarikanmu perawatan dan apabila ada hal yang membebani hatimu, kau boleh menceritakannya padaku. Tidak apa, seluruh rahasiamu aman bersamaku. Aku berjanji."
Nyonya Shin menangis dalam diam sedari tadi. Ia lalu bangun dan menepuk pundak Lucas. "Aku akan memberi kalian waktu." Kemudian wanita itu pergi keluar kamar dan meninggalkan pintu yang terbuka.
Lucas kembali memalingkan wajah pada Yunaㅡyang ternyata sedari tadi masih memandanginya. Ia lalu duduk menyilangkan kaki. "Berapa umurmu?"
Yuna tidak menjawab.
"Kau sudah besar." Lucas merasa seperti kakek tua ketika mengatakannya. "Ibumu berkata kau akan lulus sebentar lagi, benar?"
Yuna masih tidak menjawab.
"Kasus yang paling pertama kutangani sebagai pengacaraㅡtiga tahun laluㅡadalah kasus seorang gadis yang bersemangat dan cantik. Saat itu ia juga sebaya denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Advocate ● HenXiao ●
FanfictionMereka memang menyatakan diri sebagai pembela, namun dengan misi dan kredo yang jelas amat berbeda. ●●● jeffrose_'s present A HenXiao Fanfiction