●●●
jeffrose_'s present
●●●
IBU Hendery adalah seorang pekerja seks komersial.
Hendery lahir dan tumbuh besar tanpa mengenal siapa ayahnya. Ia menerima bahwa seumur hidup sang ayah mungkin tak akan pernah mau mengakuinya sebagai anak. Sejak kecil ia mengerti apa arti pekerjaan ibunya, dan ia mengerti bahwa mungkin saja ia terlahir karena perbuatan salah satu pelanggannya.
Seperti yang terjadi pada adiknya.
Adiknya baru berusia tiga bulan di dalam kandungan ketika istri si pria yang menjadi ayah biologisnya itu datang dan menggertak ibu Hendery. Perempuan itu mendorong ibu Hendery sampai jatuh. Rintihan ibunya terdengar begitu menyedihkan, tapi Hendery kecil tak bisa berbuat apa-apa.
Sepatu hak tinggi perempuan itu menendang perut ibu Hendery sekali lagi. "Bagus. Mampus saja kau," ucapnya. "Dasar jalang."
Hendery tidak tahan untuk hanya bersembunyi di dalam kamar. Tangannya menggenggam penuh amarah pisau lipat yang diberikan ibunya sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-6. Secara perlahan dan tanpa suara, ia lalu memutar kenop dan membuka pintu.
Nafasnya tiba-tiba tertahan karena apa yang dilihatnya begitu mengerikan.
Pot bunga antik berwarna hijau daun kesayangan ibunya kini hancur berkeping-keping. Perempuan yang menggertak tadi tergeletak di lantai, posisinya menelungkup, darah mengalir deras dari belakang kepalanya yang berlubang. Sementara itu, ibunya duduk berlutut tak jauh dari sana. Matanya menatap Hendery dengan sorot kosong,
"Hendery, maafkan aku," katanya dengan suara parau dan bergetar. "Aku tak bisa mempertahankan adikmu."
●●●
Yuna terlihat seperti Putri Tidur dari Negeri Dongeng. Mata besar yang selalu terlihat cemas itu untuk pertama kalinya Lucas lihat terpejam dalam waktu lama. Dahinya telah diobati dengan obat yang tidak Lucas mengerti sehingga kini kepala gadis itu terlilit semacam kain putih, seperti pejuang lokal demonstrasi pada zaman kependudukan Inggris. Lengannya terkulai di pinggir ranjang tempatnya berbaring, sangat kurus dan lentik. Sangat Korea.
Sebuah tangan dingin menyentuh tangannya, hampir saja Lucas berjengit dan menyangka bahwa ia disentuh hantu sebelum Nyonya Shinㅡpemilik tangan dingin ituㅡberkata padanya.
"Kau akan makan di sini," ujar wanita itu. Bukan pertanyaan tapi pernyataan mutlak.
Lucas lalu berjalan meninggalkan kamar Yuna dan mengikuti Nyonya Shin menuju ruang makannya yang besar dan mewah, tapi berdebu. Di sana sudah ada dokter Taeyong Lee dengan jaket bomber-nya yang menutup baju kaus kusut masai. Lucas duduk di sebelah dokter itu.
Tidak ada yang membicarakan Yuna di sanaㅡlebih tepatnya tidak ada yang berbicara di sana. Semua seolah sepakat bahwa sekarang adalah waktunya makan, bukan membicarakan hal-hal berat. Namun kendati demikian, selagi memakan kentang tumbuk dan telur setengah matangnya, Lucas sering kali mencuri pandang pada dokter Lee, berharap dia akan membuka mulut dan memaparkan segala hal yang berhubungan dengan Yuna.
"Yuna menderita stress pasca-trauma," ujar si dokter sekonyong-konyong, membuat Lucas seketika menarik tubuhnya karena terkejut.
"Dan sayaㅡ" Taeyong Lee menunjuk dirinya sendiri dengan garpu, "ㅡsalah satu pemicunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Advocate ● HenXiao ●
FanfictionMereka memang menyatakan diri sebagai pembela, namun dengan misi dan kredo yang jelas amat berbeda. ●●● jeffrose_'s present A HenXiao Fanfiction
