10. Spektrum

394 107 104
                                    

●●●

jeffrose_'s present

●●●

SEKILAS saja Hendery dapat menyimpulkan: pria berjas hitam dengan rambut yang ditata ke belakangㅡJaksa Kun Qianㅡadalah orang hukum yang jujur dan kaku. Beberapa hal darinya mengingatkan Hendery pada Lucas, terutama ketika pria itu mulai menyindirnya dengan 'keberhasilan' klien-kliennya yang dahulu. Sementara polisi federal berseragam yang duduk di samping Kun QianㅡMarshal Johnny Seoㅡjelas bukan pejabat yang jujur, Hendery kenal sekali dengan tipe seperti ini.

Tapi keduanya sama-sama kejam dan keras kepala. Sama seperti Hendery sendiri, mereka termasuk orang-orang yang menganggap 'bumi adalah bola kasur dan mereka adalah kucing yang mempermainkannya.'

Ten yang bergabung dalam diskusi itu seharusnya berperan sebagai saksi yang memberatkan Hendery. Namun selama hampir setengah jam, ia malah bertindak sebaliknya. Bahkan ia duduk di samping Hendery dan menyetujui dengan semangat tentang apa saja yang pengacara itu katakan.

"Gentlemen," kata Hendery dengan nada khas anglo-saxon, "ada beberapa hal yang kalian lupakan di sini, terutama masalah pembelaan yang berhak didapatkan seluruh manusia tanpa terkecuali."

"Saya rasa Anda melupakan satu hal, Pak Pengacara: ini kasus pelanggaran HAM berat. Kita tak pernah mendengar bahwa korban-korban Brutusist mendapatkan 'pembelaan' yang Anda terangkan tadi. Dalam hati saya meyakini bahwa mereka bukan manusia," balas Marshal Seo.

Ten muak sekali mendengarnya.

"Saya mendapat pernyataan eksklusif dari Dejun Xiao. Beliau menyatakan bahwa sebelum Brutusist melakukan eksekusi, para terdakwa telah menjalani proses hukum terlebih dahulu. Brutusist hanya mengeksekusi jika terdakwa tersebut bebas atau kurang sepadan hukumannya," jawab Hendery dengan tenang.

"Tapi bukan berarti mereka dapat membunuh orang itu dengan semena-mena, kecuali memang diputuskan oleh pengadilan," Jaksa Qian menimpali. "Saya pribadi lebih percaya dengan keputusan pengadilan ketimbang 'pernyataan eksklusif' itu, Pak Pengacara."

"Saya tentunya tidak meragukan kinerja Anda, Yang Mulia Jaksa," Hendery tertawa pelan, "tapi Anda seharusnya sudah tahu bahwa pengadilan kita ini sudah kehilangan jati diri mereka sebagai penegak keadilan."

Marshal Seo berdeham. Ia menaruh sepucuk pistol semi-otomatis yang dibungkus plastik di atas meja. "Klien Anda, Dejun Xiao, beserta beberapa anggota Brutusist lainnya sudah terbukti memiliki senjata api ilegal. Saya tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya kepada Anda, tapi kenapa mereka harus memiliki senjata ilegal jika memang hanya ingin menegakkan keadilan?"

Hendery melirik sebentar pada Ten yang menyeringai malu. Pasti Ten yang telah menyerahkan pistol itu sebagai barang bukti.

"Pemberontakan ideologi sangat berbahaya bagi negara kita, Pak Pengacara. Sama berbahayanya dengan para koruptor," Jaksa Qian menyindir lagi.

Hendery tak gentar. "Kelompok ini sudah berdiri sejak tahun 1930-an, Yang Mulia. Sejak saat itu sampai sekarang, Amerika tetap teguh dengan ideologinya."

"Dan ideologi Amerika yang berdasarkan kemanusiaan tidak membenarkan hukuman mati, baik ilegal maupun legal," sahut Ten menggebu-gebu.

Jaksa Qian sepertinya menangkap sindiran itu. "Baiklah, saya pikir untuk diskusi hari ini dicukupkan sekian saja."

●●●

Devil's Advocate ● HenXiao ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang