5. Orang Bodoh

406 116 104
                                    

●●●

jeffrose_'s present

●●●

KETIKA masuk ke kamar Yuna, Lucas sejujurnya mengharapkan satu atau dua lemparan sepatu dari gadis itu. Ia lebih khawatir apabila Yuna hanya diam membisu sambil berjongkok di sudut kamar. Nyonya Shin sudah berusaha sekuat tenaga membujuk putrinya, namun sia-sia.

"Yuna, Pak Pengacara ini orang baik. Dia akan membantumu. Kau tak perlu takut," kata Nyonya Shin untuk kesekian kalinya.

Yuna tidak menanggapi apapun. Nyonya Shin mulai menangis lagi.

"Maafkan aku, Lucas," ujarnya menyesal. "Sepertinya tidak untuk hari ini."

Lucas mencoba untuk melempar senyum pada Yuna. "Tidak perlu khawatir, Nyonya. Kita masih punya banyak waktu."

Tangisan Nyonya Shin semakin deras. "Aku minta maaf sekali lagi, Lucas. Akuㅡ"

Tiba-tiba Nyonya Shin kehilangan keseimbangan. Lucas buru-buru menangkapnya.

"Sebaiknya kita pergi ke ruang duduk lagi," katanya menyarankan. Nyonya Shin mengangguk dan berjalan sambil dipapah Lucas.

"Yuna memang bukan anak yang paling baik, tapiㅡ" ujar Nyonya Shin ketika mereka telah duduk di sofa lagi. "ㅡtapi dia tetap anakku."

"Anda tadi berkata Yuna bukan anak yang paling baik?"

Nyonya Shin bersandar ke sofa. "Aku dan ayahnya bercerai saat umurnya baru 12. Kami kemudian pindah dari Jamestown ke Providence ketika pria itu menikah lagi. Tapiㅡtapi kabar datang. Ayahnya mencekik istri keduanya dan mati tak lama setelahnya." Tubuh wanita itu bergetar. "Kau boleh berkata Yuna jadi berandalan karena semua itu, tapi aku yakinㅡaku yakin dia tak akan menggunakan ekstasi. Ini sangat tak masuk akal."

"Saya mengerti, Nyonya," kata Lucas sambil diam-diam mencomot kue kering. "Ayahnya meninggal karena apa?"

"Oh, kami tak tahu. Tak ada yang tahu. Mungkin kecelakaan atau semacamnya. Yang jelas, sejujurnya kami amat bersyukur dia mati."

Tidak perlu ditanyakan lagi, pikir Lucas. Pria itu mencekik istri keduanya. Yuna dan Ibunya masih hidup sampai sekarang saja berarti mukjizat.

"Aku minta maaf lagi soal Yuna, Lucas. Waktumu seharusnya tak dibuang percuma begini."

"Tidak ada waktu yang terbuang percuma, Nyonya. Saya yakin kita bisa tabah menghadapi semua ini."

Lucas menyempatkan diri untuk memeluk Nyonya Shin di ambang pintu. Tubuh wanita itu amat kurus dan rapuh, seolah jika Lucas mau, ia bisa saja meremukkan seluruh tulangnya.


Di balik setir, Lucas merenung. Sebagai pria, ketika melihat Yuna sedang berjongkok di sudut dengan mata menerawang itu, ia maluㅡterutama pada dirinya sendiriㅡkarena merasa gagal untuk melindungi gadis 17 tahun.

Dalam hati ia berjanjiㅡlagi-lagi pada dirinya sendiriㅡuntuk menularkan rasa malunya itu pada Hangyul Lee.

●●●

Devil's Advocate ● HenXiao ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang