3. Bucktown

469 115 106
                                    

●●●

jeffrose_'s present

●●●

SEKRETARIS hukum yang bijaksana, begitulah Winwin mendefinisikan dirinya sendiri dalam satu kalimat. Ia memang bukanlah sekretaris yang menghabiskan waktu untuk berpindah-pindah tempat kerja demi 'menambah pengalaman'. Faktanyaㅡkendati selalu mengeluhㅡia tidak pernah berpikiran untuk pindah sama sekali dan dengan enggan mengakui dalam hati bahwa ia sudah terlanjur nyaman bekerja di tempatnya kini.

Sebagai usaha mempertahankan posisi orang paling waras dan rajin di kantor, Winwin selalu datang jam 5 pagi. Waktu yang ia yakini sebagai waktu dimana Hendery baru beranjak ke tempat tidur. Providence adalah metropolis yang lebih hiruk pikuk di malam hari, dan orang-orang seperti Hendery-lah yang meramaikan hiruk pikuk itu. Tentu saja ini hanya asumsi pribadi Winwin yang tak berdasar, karena sebetulnya ia pun tak tahu dimana pengacara muda itu dan sedang apa dia.

Firma Hukum Huangs merupakan sebuah kantor sewa yang terletak di lantai tiga sebuah gedung berarsitektur kolonial di West Fountain Street, Kota Providence, Rhode Island. Kantor itu tak terlalu kecil ataupun terlalu besar, yang jelas cukup untuk menampung satu set sofa, tiga meja kantor beserta kursi-kursinya, tiga rak besar yang diisi buku-buku hukum luar biasa tebal, dan empat laki-laki dewasa yang selalu meributkan hal tak penting.

Usai memutar kunci dan membuka pintu, Winwin pertama-tama selalu menghidupkan lampu. Kantor di subuh yang gelap bagaimanapun tidak cocok sebagai tempat bekerja, pikir Winwinㅡmengelabui rasa takutnya sendiri.

Namun pagi itu agak sedikit berbeda. Sebuah suara yang begitu halus dan samar memekik kecil di suatu tempat di kantor itu ketika ia menghidupkan lampu.

Winwin merasa tengkuknya mulai dingin. Ia lalu mundur perlahan-lahan dan menutup kembali pintu sambil mendekap tas kerjanya. Prasangka yang awalnya hanya sekadar pencuri yang terkurung akhirnya melebar sampai ke monster kecil yang bersembunyi di bawah meja dan menghisap darah lewat mata kaki.

Tanpa sadar, Winwin merinding sendiri. Ia sedang menimang-nimang untuk menghubungi Lucas atau Hendery ketika pintu kantor diketuk dari dalam.

"Winwin, kaukah itu?"

Sekujur tubuh Winwin lemas rasanya. Baik pencuri ataupun monster itu mengetahui namanya, dan ini bukan pertanda bagus. Bisa saja mereka datang untuk menagih utang.

"Winwin, buka pintunya! Ini aku!"

Suara itu semakin keras terdengar dan semakin membingungkan Winwin. Suara ini pernah dikenalnya, tapi mungkin sudah lama sekali tak didengarnya.

"Ini aku! Ten Lee!"

Alis Winwin terangkat sebelah. Ia pernah mengenal Ten Lee, tapi seingatnya laki-laki itu hilang tanpa kabar sejak setahun yang lalu. Kenapa pula, pikir Winwin, ada orang hilang di Firma Hukum Huangs pukul 5 pagi.

Seolah membaca pikiran Winwin, suara itu kembali berteriak. "Aku akan menjelaskannya nanti! Sekarang buka dulu pintunya!"

Kemudian dengan mengumpulkan sedikit keberaniannya yang tersisa, Winwin pun membuka kembali pintu kayu mahoni itu. Nampak olehnya sosok laki-laki yang begitu ia kenali dulu. Selain rambutnya yang dibiarkan tumbuh panjang, Ten Lee sama sekali tak berubah. Lebih tepatnya, senyumnya ketika menyapa Winwin sama sekali tak berubah.

"Winwin Dong!" seru Ten dengan kegembiraan yang meluap. "Kau tak akan percaya apa saja yang kualami selama setahun ini!"

●●●

Dejun mengira ia akan menjadi anjing kampungan ketika melangkahkan kaki di Kota Providence, namun yang terjadi malah sebaliknya. Ia tak pernah menyangka betapa mahal dan hedonisnya gaya hidup Kota 'kecil' Jamestown dibanding Ibukota Rhode Island ini.

Devil's Advocate ● HenXiao ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang