●●●
jeffrose_'s present
●●●
PEKIKAN lain terdengar di kantor pukul 5 pagi. Kali ini lebih berat dan dramatis, membuat Winwin dengan mudah mengenali siapa yang ada di sana, terlebih lagi dengan bau tembakau yang menyengat dan menguar ke seluruh ruangan.
Sambil mendekati Lucas yang tengah berbaring di sofa masih dengan mengenakan bajunya yang kemarin, Winwin mengeluh. "Hey, Pengacara Huang. Bangun. Kau bau, nanti sofa ini ikut bau karenamu."
Lucas mendudukkan dirinya sambil mengacak rambut. "Winwin, bagaimana caranya mendekati gadis 17 tahun yang baru mengalami pelecehan?"
Winwin menaruh tas kerja di mejanya dengan sedikit keras. "Kau semalaman memikirkan hal itu?"
"Ya," jawab Lucas jujur.
"Kalau begitu, datangilah dokter kesehatan jiwa atau semacamnya. Mungkin gadis itu memang membutuhkan pertolongan medis."
"Tapi masalahnya," Lucas bangun dan menghampiri jendela, "aku tak yakin sikapnya itu hanya disebabkan oleh trauma."
Winwin memiringkan kepala. Rasanya ia mengerti apa yang Lucas curigai. "Visum mengatakan gadis itu mengonsumsi ekstasi, 'kan?"
Lucas mengangguk. "Kau mengerti maksudku."
"Tapi jika gadis itu mengalami gangguan ingatan karena putus obat, berartiㅡ"
"Berarti sudah lama ia mengonsumsi ekstasi, Winwin. Itu yang aku pikirkan semalaman." Lucas mendesah kasar. "Aku tidak tahu apakah gadis itu mengonsumsinya karena keinginan sendiri atau dicekoki, tapi yang jelas jika benar, maka kita harus melakukan rehabilitasi terlebih dahulu."
"Bukankah dia memang seharusnya direhabilitasi? Maksudku, meskipun dia tidak minum obat-obatan pun dia pasti mengalami trauma, 'kan?"
"Rumah sakit tempat gadis itu divisum sulit menyediakan surat rujukan," kata Lucas. Tangannya memain-mainkan tali penggerak tirai. "Begitupun rumah sakit-rumah sakit lain."
"Gadis itu murid sekolah tinggi. Meskipun sulit, tapi pasti ada saja orang-orang baik yang mau menjadi saksi," ujar Winwin.
"Aku berencana mencarinya hari ini. Aku juga akan mengusahakan panti rehabilitasi yang terbaik untuknya."
Winwin melepaskan pandangannya dari Lucas dan mulai menyalakan komputer. "Sudah lama berlalu sejak kau terakhir menangani kasus pelecehan seksual, ya?"
"Ya," jawab Lucas. "Dan aku masih belum bisa bertambah tabah."
"Jika kau menyerahkan kasus ini pada Hendery, keadaannya mungkin lebih parah."
"Kau benar." Lucas menghembuskan nafas. "Aku harus segera pergi ke sekolah. Mungkin untuk mendapatkan izin mewawancarai akan sedikit lama."
"Kau belum menyikat gigimu."
"Aku akan makan permen nanti."
Lucas lalu menyambar tasnya dan pergi keluar sambil membanting pintu, meninggalkan Winwin yang sibuk berdecak di balik komputernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Advocate ● HenXiao ●
FanfictionMereka memang menyatakan diri sebagai pembela, namun dengan misi dan kredo yang jelas amat berbeda. ●●● jeffrose_'s present A HenXiao Fanfiction