"Mean, kalau kita putus dan kamu pacaran sama cewek lain, aku akan menyerah."
"Yakin?"
"Aku kasih waktu sampai hari ulang tahunku. Kalau kita nggak balikan, aku akan pergi."
"Kemana?"
"Keliling dunia."
Mean tidak bergerak. Wajahnya sedatar suaranya saat berkata, "Bagus dong. Keliling dunia kan impianmu."
Mean menyesap bir di tangannya, tidak menatap Plan.
Mereka berdiri di balkon apartemen malam itu. Separuh telanjang. Habis bercinta semalaman.
Lampu kota dan jalanan di bawahnya membaur dalam pandangan yang semakin kabur. Suara kendaraan sayup-sayup di kejauhan.
Sementara dunia bergerak dalam pusaran cahaya, mereka terjebak di kegelapan.
Keduanya menyublim dalam bayangan.
Plan mengepalkan tangan, matanya panas. Ia menggelengkan kepala, berharap airmatanya tidak meleleh.
Dia pikir dirinya kuat. Nyatanya...
Satu isakan, disusul isakan lainnya.
"Kamu nggak akan merasa kehilangan?" bisiknya lirih.
"Kalau kamu bahagia seperti itu, kenapa aku harus merasa kehilangan?"
Sesuatu robek di dalam hatinya.
Plan mengutuk malam itu. Ia mengutuk dirinya sendiri yang pasrah saat Mean menyeretnya ke ranjang. Harus bagaimana. Dia terlanjur kecanduan.
Plan menatap wajah pacarnya. Seperti yang banyak orang bilang, Mean itu tampan. Tapi tidak ada seorang pun yang melihat kapan ketampanannya mencapai titik puncak.
Hanya Plan yang tahu. Dan dia bangga dengan itu.
Plan ingin menimbun kenangan. Menyimpannya diam-diam. Mungkin ini yang terakhir. Dia sudah mempersiapkan hati. Sebelum segalanya berakhir.
Dia ingin mengingat suaranya, rintihannya, aromanya, rasa kulitnya. Dia ingin membawa sebanyak mungkin kenangan.
Jadi, ia tidak lagi berteriak saat Mean mengklaimnya dari dalam. Ia menutup mata rapat-rapat, menggigit bibir, menahan desakan untuk mengerang.
Tidak apa-apa, rasa sakit akan hilang, bekas lukanya akan pudar.
Ketika malam hampir pagi, keduanya ambruk untuk ke sekian kali.
.
.
.
TBC
Awalnya nggak ada niat bikin chapter. Cuma oneshot karena aku lagi galau badmood marah sama Mean.
Jadi ini aku tulis ulang...
Gak ada maksud buat ke NC juga kenapa jadinya begini yalooord..Btw dialognya adalah isi chat aku sama mantan. Wkwkkwkwkwkwk. Fuck!
Semoga bisa dinikmati.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN • END
FanficTidak apa-apa, luka akan sembuh, pikirnya. Ia menghirup udara, lagi dan lagi. Panik dan ketakutan. Seolah dirinya ditenggelamkan hidup-hidup. Dia bertahan sejauh ini. Mati-matian berusaha menutup lubang yang menganga. Mengisi dengan apapun yang bi...