Antreannya panjang. Plan menunggu giliran di antara banyak pembeli. Tangannya membeku di saku mantel.
Kafe itu buka hingga malam. Ketika cuaca dingin, orang-orang berjejalan mencari minuman hangat.
Aroma kopi menguar di udara.
Sebuah tv lcd yang tergantung di belakang kasir menayangkan live acara pembacaan nominasi. Red carpet.
Acara itu diselenggarakan untuk memberi penghargaan pada bintang papan atas paling bersinar.
Mean menghadiri gala itu. Sendirian. Setelannya keluaran desainer kenamaan, rambutnya ditata make up artist terkemuka. Ia tampan dan berkilauan. Seperti biasa.
Tapi kini wajahnya berbeda.
Mean terlihat luwes. Ia melambai, tersenyum, menatap tajam ke arah kamera. Gerakannya mantap. Gesturnya menarik.
Penuh kepalsuan.
Plan melihat bagaimana mantan pacarnya itu bicara saat diwawancara. Senyum bahkan tidak sampai ke matanya. Fans menjerit histeris. Semua orang terkagum-kagum padanya.
Tapi tidak ada seorang pun menyadari satu hal.
Ia tampak tersesat.
Plan sadar telah menahan napasnya terlalu lama.
"Mean tidak terlihat menyesal memutuskanku dua tahun lalu." Ia menggumam pelan.
Wawancara masih berlangsung. Ia tengah menjelaskan tentang rumor kedekatannya dengan seseorang.
Sekarang sudah orang ke enam yang dikabarkan dekat dengannya, setelah sebelum-sebelumnya kandas.
Tentu saja. Dengan kekayaaan, kepopuleran dan wajah seperti itu, cewek mana yang tidak mengantre.
Nyatanya Mean tidak mengalami kesulitan mencari pengganti Plan.
"Mungkin sekarang saatnya diriku sendiri untuk move on."
.
.
.
TBC
Aku nulis ini di notes, kalau ada typo tolong kasih tahu...
Gays kalian pernah nggak sih nyesek banget lihat mantan jadian sama cewek lain? Coba sini cerita...
Makasih yang udah vote n komen...
April 14, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN • END
FanfictionTidak apa-apa, luka akan sembuh, pikirnya. Ia menghirup udara, lagi dan lagi. Panik dan ketakutan. Seolah dirinya ditenggelamkan hidup-hidup. Dia bertahan sejauh ini. Mati-matian berusaha menutup lubang yang menganga. Mengisi dengan apapun yang bi...