Nightmare

327 46 16
                                    

Lagi. Mimpi itu. Terus datang mengerubungi malam-malamnya seperti hantu.

Waktu melambat. Dia bisa mendengar bisikan angin, merasakan hembusan napas, tapi tidak dapat melihat apapun. Segalanya pekat. Seolah ia ditelan bulat-bulat.

Dia lari, tapi tidak kemana-mana. Dia berteriak tapi tak ada suara keluar dari mulutnya. Dia menjerit tapi tak ada seorang pun mendengar.

Ia kesakitan sampai rasanya ingin mati. Mimpi itu sangat menyiksa. Pada akhirnya dia hanya meratap, meminta, memohon untuk dikeluarkan, dibangunkan dari mimpi buruk.

Dunia begitu sepi.

Kamar itu gelap. Secercah cahaya menerobos masuk lewat dinding kaca. Membawa kelebat siluet gelap terang yang ganjil.

Ruangan itu sunyi. Satu-satunya yang terdengar hanya suara napas tajam dan tidur gelisah.

Mean menyentak matanya terbuka. Cahaya dari luar membuat kamarnya remang-remang. Ia menoleh ke samping. Sesosok wajah yang mengantuk menatapnya dengan alis berkerut. Khawatir.

"Kamu mimpi buruk,"

Suara cewek, bukan hal yang ingin ia dengar. Bukan wajah yang ingin ia lihat. Bukan sentuhan yang ingin ia rasakan.

Sudah berapa lama sejak malam itu? Dia tidak lagi menghitung waktu.

Berapa banyak wajah-wajah yang ditidurinya? Dia tidak ingat.

Berapa kali ia membayangkan hal terlarang dibenaknya? Dia tidak sanggup mengakui.

Betapa menyakitkan menyimpan rindu dendam sendirian.

Cewek itu mengulurkan tangan menghapus airmata yang tidak disadarinya.

Mean bangkit dari tempat tidur. Berjalan telanjang ke kamar mandi. Ia menyalakan shower dan air dingin menusuk kulitnya yang berkeringat.

Ia menengadah, air yang mengguyur wajahnya terasa tajam seperti tusukan. Tangannya terangkat, menyisir rambutnya ke belakang.

Tidak apa-apa, luka akan sembuh, pikirnya.

Ia menghirup udara, lagi dan lagi. Panik dan ketakutan. Seolah dirinya ditenggelamkan  hidup-hidup.

Dia bertahan sejauh ini. Mati-matian berusaha menutup lubang yang menganga. Mengisi dengan apapun yang bisa diraihnya. Keluarga, teman, relasi, pekerjaan, masa depan.

Dia memiliki segalanya. Dia akan baik-baik saja.

Tapi rongga itu ada. Tidak pernah terisi.

Kosong melompong.

.

.

.

TBC

Next chapter semakin seru!

Makasih yang udah vote n komen..





April 15, 2021

BROKEN • ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang