Chapter 6 - Again

173 133 42
                                    

I'm sorry for the delay again this time, aku benar-benar sibuk belum lagi event-event yang aku ikuti deadlinenya udah mempet. So, I'm sorry again.
But, kali Update cerita yang sedikit ceria dari yang kemarin. Happy reading and enjoy Baby.

****
Seanna Pov.

Pagi itu aku bergegas menuju kantor jalanan sedikit macet, cuaca mendung dan angin begitu kencang, sepertinya hujan akan turun. Suhu hari ini juga begitu dingin, para pejalan kaki mengenakan pakaian tebal beserta payung untuk jaga-jaga. Bulan depan salju akan turun, maka orang-orang akan segera mempersiapkan bahan makanan sebanyak mungkin untuk disimpan, agar tidak repot lagi jika musim dingin akan datang.

Begitu juga denganku, sepertinya aku akan segera mempersiapkan diri. Sejujurnya aku tidak tahan dengan cuaca dingin, itu membuat imun tubuhku biasanya menurun drastis. Mungkin terdengar aneh, terlebih lagi aku yang tinggal di tempat yang jelas mempunyai beberapa musim, tapi begitulah manusia punya batasan masing-masing.

Hujan turun ketika aku sampai dikantor, aku melihat beberapa orang tengah berlari kecil mencari tempat teduh dan beberapa orang lainnya langsung mengenakan payung yang sudah mereka siapkan. Bicara tentang hujan aku percaya bahwa hujan adalah anugerah dari Tuhan, tapi kadang aku juga berpikir untuk apa hujan turun dan mengundang pelangi lalu pergi setelah berhenti. Bukankah hidup juga seperti itu, yang indah akan hilang ketika kasih sudah tiada lagi.

Aku masuk ke ruang kerjaku, disana ada Rachel yang sedang bicara dengan salah satu anak magang. Aku mengenal anak magang itu, ia adalah Keren anak yang selalu di puji oleh Mr. Vincent atas hasil kerjanya. Sial, nama itu kembali menggangguku, semoga saja tidak ada omelan lagi hari ini. Toh, pekerjaanku telah selesai, tinggal menunggu keputusan dari Hakim kapan sidang akan dilaksanakan.

"Aku kira kau izin lagi hari ini" kataku pada Rachel, ia menoleh dan menyuruh Keren keluar.

Rachel tersenyum." Sidang ku akan dilaksanakan sebentar, mana mungkin aku akan izin lagi" katanya,
Aku duduk tepat di sampingnya, menjelajah setiap garis wajahnya. Manis dan sangat cantik.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanya Rachel, aku segera mengalihkan tatapanku, aku terkekeh sejenak.

"Tidak, Aku hanya heran bagian mana yang disukai oleh Sepupuku" Aku sedikit mengelak dan mengejeknya.

Rachel memicingkan mata. "Semuanya, Ini, ini, ini...". Rachel menunjuk bagian wajahnya dan terakhir adalah Bibirnya. Aku tertawa pelan, sangat lucu pikirku. "Kenapa, apa kau pikir aku bercanda?" Tanya Rachel.

"Tidak, aku percaya jika Jhosua sendiri yang mengatakan" ucapku dan melihat muka cemberut Rachel. "Jadi kapan kalian bertukar Cincin?" Lanjutku, ia malah menoleh dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Ketika kau sudah punya pacar, dengan begitulah kami berdua bisa tenang" jawabnya dengan nada mengejek.

"Ck, menikalah jangan menunggu aku. Aku masih banyak impian yang perlu aku kejar," ucapku tenang
Rachel menghela napas. "Sebenarnya aku sudah ingin, tapi aku tidak ingin meninggalkan dirimu". Katanya, aku berusaha mengontrol perasaanku agar tidak kelihatan berlebihan. "Impian mana lagi yang akan kau kejar, dasar bodoh" tambahnya.

"Tenanglah, setelah kalian menikah juga aku tidak akan membiarkanmu bersamanya terus. Aku akan menculikmu diam-diam" jawabku tenang. "Hm, impian mendapatkan ingatanku kembali".

"Untuk apa kau mundur di cerita kemarin jika cerita sekarang saja kau tidak bisa selesaikan" kata-kata puitis seorang Rachel keluar lagi, demi apapun aku sudah menulis banyak list tentang kata puitis miliknya itu.

"Apa lagi maksudnya?" Tanyaku.

"Yah untuk apa kau mencari tahu sesuatu yang sudah lewat, sekarang waktu yang tepat untukmu untuk berbenah memperbaiki hari-harimu yang terlewat" celetuknya.

SEANNA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang