Happy Reading and Enjoy
•
•****
Mark Pov."Wanita itu bersama Brian seharian boss."
"Awasi terus mereka, jika perlu dengarkan apa yang mereka bicarakan!""Baik Boss."
****
Apa yang kupirkan sekarang? kenapa aku terus saja memikirkan wanita itu bersama pria lain, dan siapa Brian itu? Apa dia kekasihnya? Tidak mungkin! ia sendiri yang mengatakan bahwa ia tidak punya kekasih. Tapi bisa saja ia sedang menipuku? oh shit.
"Are you Okay?" Tanya Carissa yang tepat duduk di sampingku. Sekarang aku sedang berada di Apartemennya, Apart yang sama dengan milik wanita penipu itu.
"Yes, thank you" Jawabku singkat.
"Apa perlu aku menyuruh Ansel agar segera kemari?" Tanya Carissa lagi.
Aku menoleh padanya mengisyaratkan tidak perlu, ia hanya tersenyum lalu beranjak menuju dapur. Aku memperhatikannya, tapi tidak berlangsung lama. Aku langsung memalingkan wajah ketika ia menoleh padaku.
"Apa mau ku buatkan Kopi? Tapi maaf di tempatku tidak menyediakan Americano yah, jadi minumlah seadanya jangan banyak mau". Kata Carissa mengejek. Aku hanya tersenyum lalu kembali bermain dengan ponselku, kopi buatan Carissa tiba di hadapanku.
"Apa ini tidak merepotkan?" Tanyaku.
"Cukup merepotkan, kecuali kau mau bayar setiap kali minum kopi ataupun wine di sini" Candanya.
"Hm, Baiklah"
"Aku hanya bercanda, dasar bocah" Celetuknya, kami tertawa bersama. Aku tak menepik bahwa Carissa adalah wanita yang cukup menyenangkan, kami dekat layaknya saudara. Ia juga sangat dekat dengan Ansel, dan saudaraku Daniel adalah mantan kekasihnya, walaupun fakta itu ku ketahui setelah beberapa bulan selepas kematian Daniel.
"Iya, kau Kakakku" timpalku ikut tertawa.
"Baiklah, Ansel lama sekali" Oceh Carissa.
Sebelumnya Aku menyuruh Ansel untuk meng-hendle jalannya meeting hari ini, tenang saja hanya meeting yang tidak penting. Kepalaku cukup pening untuk berpikir, apa lagi setelah mendengar Sea sedang bersama pria yang tak kukenal. Carlos hanya mengatakan pria itu bernama Brian yang berprofesi sebagai Polisi.
"Mark!" Panggil Carissa membuyarkan lamunanku.
"Kenapa?"
"Apa kesehatanmu ada kemajuan saat ini? kau harus sering Konsultasi bersama Mrs. Diana" Ujarnya prihatin.
"Thanks, kau memang kakak terbaik" Ia hanya membalas dengan senyum tipisnya. Aku tahu apa yang dia harapkan sekarang, tapi semuanya tidak bisa di paksakan jika satu pihak tidak menginginkan.
"Baiklah, jadilah adik yang turut."
****
"Bagaimana bisa kau berpikiran bahwa pria itu kekasihnya?" Tanya Ansel yang baru saja tiba di rumah, setelah seharian ia kutugaskan menghendle semua pekerjaan di kantor.
"Siapa yang punya kekasih?" Tanya Ibuku yang baru saja menghampiri kami bersama Ayahku.
"Tidak itu Bi--". Elak Ansel cepat tapi di potong oleh Ayahku.
"Kalian berdua cepatlah cari pasangan, kami sebagai orang tua sudah ingin menimang cucu, terutama Ray" Ungkap Ayah yang di balas Ansel dengan tawanya, ia tahu Ayah sedang menyinggungku.
"Baik paman, segera saya akan mencarikan kekasih untuk Mark" celetuk Ansel sembarangan.
"Bagus Ansel, kau memang pria sejati. Tapi jangan lupakan dirimu juga" Kata Ibuku.
"Tenanglah Bi, aku sudah punya tapi sedang ku rahasiakan" ungkap Ansel. Aku menghela napas melihat tingkah mereka yang kekanak-kanakan, beginilah jika orang tuaku bersama Ansel. Bisa-bisa aku yang jadi sekretaris dan Ansel yang jadi anak mereka.
"Baiklah, kami pergi dulu" ucap Ibuku tersenyum lalu melangkah pergi bersama Ayah.
"Iya" kata Ansel setengah berteriak.
Aku dengan sengaja menendang kaki Ansel, sangat memalukan dengan usia yang sudah mendekati Kepala Tiga tapi kelakuan seperti anak SD. Ia meringis dan mencoba membalasku, yah walaupun kena tapi aku cukup berhasil menepis tonjokkannya di lenganku.
"So, apa kau sedang cemburu dengan pria itu?" Tanya Ansel membuatku membulatkan mata, mana mungkin aku cemburu pada pria yang sama sekali tidak ku kenal.
"Jangan biarkan wajah tampanmu itu memar-memar, jaga omonganmu!" ucapku sinis.
"Uh, kau menakutkan sekali, tapi omong-omong baru kali ini kau memuji ketampananku. Thanks Bro!". Kata Ansel Percaya diri.
Aku menghela napas, sudah cukup bagi Ansel main-main padahal aku sedang serius kali ini. "Bodoh."
"Baiklah, aku akan serius. Tapi memang benar kau sedang cemburu"
Aku menoleh padanya dengan tatapan tajam. "Bagaimana bisa aku cemburu dengan pria yang tidak kukenal"
"Bisa saja, karna mungkin kau sudah mulai jatuh cinta dengan wanita pantai itu" Ungkapnya.
"Seanna". Lirihku membenarkan.
"Ah yaa, Seanna. Mungkin tanpa sadar kau sudah mencintai wanita itu" tambahnya lagi, aku meyakinkan diriku bahwa semua yang dikatakan Ansel hanya kebetulan saja. Mana mungkin aku bisa jatuh cinta secepat itu.
"Ingat, aku mendekatinya hanya ingin tahu menyebab kematian Daniel" kataku sinis.
"Seingatku bukan itu, tujuanmu adalah karna penasaran dengan apa yang terjadi pada wanita itu di masa lalu" timpalnya.
"Itu tujuanku pertama, sekarang sudah berubah" elakku tak mau kalah.
"Terserah kau, kuharap jawaban itu ada padanya."
Kuharap juga begitu, karna wanita itu bisa jadi pernah dekat dengan Daniel di masa lalu. Mengingat yang di katakan Carlos bahwa Sea pernah dekat dengan saudaraku, tapi fakta itu tidak bisa kami simpulkan dengan benar karna masih dalam penyelidikan Carlos.
"Saranku, jangan terlalu jauh takutnya kau malah jatuh dalam jebakanmu sendiri!" Tuturnya sambil menepuk-nepuk bahuku.
"Baiklah, aku mengerti"
****
Tbc.
🦕🦕
Semoga kalian suka yah, karna di part ini ceritanya agak singkat. Gak nyangka juga udah nyampe 20 bagian. Huuuuu terhura🤣🤧🤧Taburkan bintang, Share Comment and Stay tune di Chapter berikutnya......
Attention : Typo bertebaran....
April, 2021.
-sofiapark
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANNA [ON GOING]
RomanceWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA✅ Cinta tahu kapan ia jatuh berlabuh, berlabuh kepada seseorang yang baru bertemu. Mungkin terlalu cepat untuk dikatakan jatuh, jatuh cinta pada hal yang tidak memiliki titik temu. ...... Seanna Aaliesha, wanita yang bisa...