Chapter 10 - What Secret?

121 100 23
                                    

Hi.. guys... sebelum baca, aku mau umumin kalau selesai Dua Part ini aku bakal jarang Up, karena udah mau daring lagi(ngampus). Tapi aku bakal usahain buat Up kok, kalaupun tugas-tugas gak numpuk yah. So I'm sorry for that.
HAPPY READING AND ENJOY....

*****

Author Pov.

Pagi itu udara mulai dingin, Sea sedang meminum kopi tepat di balkon kamar tempat Favorit miliknya. Akhir-akhir ini ia sedang di pusingkan dengan masalah kerja dan keluarganya. Satu sisi ia sudah berapa kali menghindar dari Vincent dan itu membuat Vincent marah, dan itu mutlak karna kesalahannya sendiri, dan satu sisi tentang keluarga yang sangat ingin ia temui.

Dan hari ini ia meminta izin karna sedang tidak enak badan, tapi itu hanya akal-akalnya saja untuk menghindar lagi dengan Vincent. Sea sebenarnya sudah meminta maaf atas kejadian berapa hari yang lalu di Cafe, tapi Vincent tetap mengomelinya. Hal itulah membuat Sea malas untuk masuk kerja hari ini.

Katakanlah ia tidak bertanggung jawab atas pekerjaannya, tapi mau bagaimana lagi jika kita harus bertemu dengan orang yang menyebalkan sekali.

"Sea" panggil seseorang disana, Sea menoleh dan masuk ke dalam kamar kembali.

"Bi Kerry, ada apa?" Tanya Sea.

"Di luar, di luar ada" Jawab Kerry yang terlihat gugup. Sea memicingkan mata sambil menunggu jawaban Kerry.

"Ada siapa?" Tanya Sea akhirnya.

"Anu. Mmm, Itu di luar ada Mrs. Millie" jawaban Kerry membuat Sea terkejut, matanya membulat dan langsung berlari keluar untuk menemui Ibunya Millie.

Dan benar, tepat di sofa seorang wanita paruh baya sedang duduk dengan segelas teh ditangannya. Sea melangkah maju dengan badan yang gemetar, ia berharap ini hanya sebuah mimpi, sejujurnya ia belum siap untuk menemui keluarganya walaupun ia ingin sekali.

"I..ibu" panggil Sea dengan suaranya yang serak,
Millie berbalik dan tersenyum melihat Sea yang berdiri disana, ia beranjak lalu mendekati Sea. Tapi dengan cepat Sea menepis dan melangkah mundur, Millie yang menyadari itu hanya tersenyum miris melihatnya. Mungkin ia sadar kedatangannya belum tepat, karna ia tahu bagaimana reaksi putrinya ketika bertemu.

"Kau sudah sungguh besar" ujar Millie dengan sekuat tenaga agar air matanya tidak jatuh. "Ibu merindukanmu."

"Duduklah, tidak sopan jika aku tidak menyuruhmu duduk," kata Sea mempersilahkan Millie duduk kembali, mereka duduk di sofa yang berbeda dan sedikit jauh, Sea sangat menjaga jarak.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Millie, Sea hanya tersenyum seadanya.

"Tidak, maksudku aku baik-baik saja." Jawab Sea.

Millie mengangguk-angguk mengerti. "Ibu senang mendengarnya. Bagaimana pekerjaanmu?" Tanyanya lagi.

Sea menghela napas. "Apa Ayah tahu jika Ibu ke sini?" Tanya Sea mengalihkan pembicaraan.

"Tidak, Ayahmu sedang berada di luar kota" Jawabnya.

"Apa tidak berbahaya untukmu menemuiku?" Sea mengatakan hal yang benar, ia tahu ini sangat bahaya jika Ayahnya tahu. "Aku bisa menemui Ibu kapan pun, tapi tolong jangan membuat hal bodoh macam ini. Ibu tidak tahu ada berapa mata-mata suruhan Ayah di luar sana" sambung Sea sedikit meninggi.

Millie menanggapinya dengan senyuman, senyuman tulus lebih tepatnya.

"Ibu senang melihat bawelmu yang dari dulu tidak pernah berubah" katanya.

"Bu, come on. Ini masalah serius, jangan libatkan dirimu hanya karna ingin menemuiku." Ungkap Sea dengan menahan air matanya.

Millie beranjak lalu duduk di sebelah Sea, melihat reaksi Sea yang sedikit terkejut. Ia kembali mengusap lembut rambut anak sulungnya itu, sudah berapa lama ia tidak memegang rambut anaknya dulu sering ia belai, sudah berapa lama wajah cantik ini tidak berada di hadapannya.

SEANNA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang