Chapter 13 - Stupid Man¿

111 91 5
                                    

Happy Reading...
🍂🍂

****

Seanna Pov.

Aku merasakan sinar yang mengganggu tidurku, hembusan angin juga seperti menusuk masuk ke pori-poriku. Aku menggeliat, merasakan sakit yang tiada dua di kepalaku. Tepat di atas dahiku terdapat kain berwarna putih, sesekali aku mengerjapkan mata untuk memastikan di mana aku berada. Setelahnya, aku sadar sedang berada di Apartku sendiri, di sampingku Rachel yang sedang tidur pulas.

Hari sudah siang tapi begitu dingin, aku bangun dan duduk lalu mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Dan yah terakhir kali aku berada di jembatan bersama pria bernama Mark itu, tapi mengapa aku bisa berada di sini begitu saja. Tidak mungkin aku tidak mengingat perjalanan pulang setelah dari tempat itu.

"Good Morning." Ucap Rachel sembari merenggangkan otot-ototnya.

Aku menoleh. "Ini sudah siang" Kata ku, seperti yang ku duga Rachel begitu terkejut mendengar perkataanku. Bagaimana tidak, bukannya hari ini kami harus masuk kerja? Dan malah kesiangan tanpa ada yang membangunkan.

"Oh my god, kenapa kau tak membangunkanku?" Pekik Rachel.

"Kau sendiri, kenapa malah tidur sepulas itu?"

"Dasar, minggir aku harus siap-siap. Apa kau tidak berangkat kerja?" Tanya Rachel.

"Tidak, lagi pula ini sudah terlalu siang untuk kita berangkat kerja. Tidurlah kembali, atau ceritakan kenapa aku tiba-tiba berada disini." Ucapku tenang.

Rachel mendengus kesal. "Bagaimana jika orang kantor menganggap kita bolos karna Janjian. Ah, tidak! tidak!" racau Rachel.

Aku menghela napas. "Pergilah! Tapi jangan salahkan aku jika Mr. Vincent marah."

"Terserah dengan pak tua itu, yang penting gajiku tidak di potong."

"Apa kau yakin setelah telat gajimu akan tetap utuh?" Tanyaku, sejujurnya aku suka melihat Rachel yang panik jika sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan yang tak dapat ia lakukan dengan konsisten.

"Shit! Ah menyebalkan sekali." Aku hanya terkekeh, dan sedikit iba melihatnya.

"Tenanglah, biar aku yang ganti gajimu bila di potong." Ucapku masih terkekeh, Rachel bangkit dan menatapku sinis.

"Apa kau serius?"Tanya Rachel dengan wajah yang polosnya.

"Uh! telingamu sangat tajam kalau mendengar Uang" Kataku.

"Okay, ku anggap kau serius." Timpalnya, aku tak dapat menahan tawaku lagi. Benar-benar lucu, kapan lagi aku bisa melihat Rachel seperti ini. Yang kadang kala ia yang membuat kebisingan, malah mati kutu seperti ini.

"Aww--" Pekikku sambil memegang kepalaku yang terasa sakit.

"Kenapa, apa kau merasakan sakit?" Tanya Rachel.

"Tidak, hanya sedikit pusing" balasku

"Minumlah Air ini!" Kata Rachel sambil memberi segelas air padaku.

****

"Terima kasih atas bantuanmu semalam," ucapku.

Sore ini aku mengajar Mark untuk makan di Restourant, ini hanya tanda terima kasihku padanya atas bantuan yang ia berikan. Setelah mendengar penjelasan dari Rachel tentang aku yang tak sadarkan diri, dan orang yang menolongku adalah Mark.

Sejujurnya ini juga kebetulan, Mark tiba-tiba meneleponku, menanyakan kabarku. Dan ide mengajaknya makan bukan dari kepalaku, tetapi kepala Rachel. Apa kalian pikir aku bisa mengajak pria yang kutemui baru beberapa kali, oh damn it, bukankah terlihat aneh.

SEANNA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang