Chapter 20 - Fear (1)

102 66 6
                                    

Happy reading and enjoy


****
"Terima kasih sudah mempertemukan kami Kak." Ucap Samuel pada Mark. Jadi maksudnya, Mark yang telah mengatur semua ini. Apa karena ponsel itu tadi bersamanya? mungkin memang benar Samuel sudah membicarakan hal ini pada Mark tadi. Haruskah Aku berterima kasih padanya? walaupun sedikit menyebalkan ia juga membantu dan sempat mengantarkanku ke sini.

Dan yah, aku harus berterima lasih setelah ini. Aku juga tidak tahu jika Mark tidak menemukan ponsel itu, mungkin momen malam ini tidak akan terjadi.

"Tidak, saya hanya berbuat yang saya bisa," ucap Mark.

"Ah yah, manusia satu ini memang sangat baik," timpal Mr. Thomas dengan tawa renyah-Nya.

"Kami bisa melihatnya, Thank You so much Mr. Mark." Ucap Dara setelahnya, aku yang melihat interaksi mereka merasa bersalah telah memperlakukan Mark dengan kasar, maksudku bukannya menyesal, hanya saja merasa kasihan.

Mark hanya mengangguk dan mengulas senyumnya.

"Ya sudah, kami pamit dulu. Orang tua kami pasti sudah mencari." Ucap Dara ramah, aku memeluk mereka satu persatu. Rasanya belum mau melepas mereka malam ini. Tapi, Ayah akan curiga jika mereka berdua pulang selarut ini.

"Jaga diri kalian baik-baik yah, Aku akan selalu merindukan kalian," kataku.

"Baiklah, tolong Mr. Mark jaga saudariku yah. Ini perintah dari calon CEO yang akan lebih hebat darimu nanti!" Samuel terdengar bergurau.

"Terserah dirimu saja, Aku akan menunggumu di kursi Rapat nantinya." Mark meladeni gurauan Samuel yang lucu saja tidak, yang ada sangat garing,

"Baiklah, Aku mengerti. Sampai jumpa Kakek, Nenek" ucap Samuel yang juga berpamitan dengan Mr. Thomas dan Istrinya.

"Hati-hati, datanglah lebih sering." Mr. Thomas terlihat berkaca-kaca, kupikir karena sudah lama tak melihat Samuel yang sudah di anggap sebagai Cucunya sendiri.

Aku memperhatikan mobil mereka hingga hilang di depan mataku, seperti janjiku tadi aku tidak akan melupakan malam ini. Dan Mark, aku juga tidak akan melupakan kebaikannya, tapi bukan berarti aku akan terus bersikap baik padanya. Apa lagi jika ia mencoba mencari masalah denganku, dan hanya untuk malam ini.

"Jadi, Apa kalian berdua juga akan Pulang?" Tanya Mrs. Lilian.

"Iya, aku ada sidang penting besok." Jawabku singkat.

"Sepertinya kau sangat bekerja keras, semoga berhasil." Ucap Mr. Thomas.

"Terima Kasih, kami pamit dulu."

Kami berdua berjalan menuruni beberapa anak tangga kecil, dari tadi Mark hanya diam dan tidak banyak bicara. Padahal pria ini tidak bisa diam, dan bisa-bisanya aku malah mengharapkan ia berisik. Oh ayolah Sea, kau sangat naif.

"Apa ada yang terjadi?" Tanyaku setelah tidak tahan atas diamnya.

"Memangnya kenapa?" Mark bertanya balik sambil menyalakan mesin mobil.

"Tidak, dari tadi kau diam. Jika kau tak enak badan biar Aku saja yang menyetir" ucapku Sedikit prihatin.

"Tidak apa-apa, aku hanya terbawa suasana atas pertemuanmu dengan saudaramu. Sepertinya kalian banyak menangis tadi, matamu bengkak sekali."

"Ah ini, Aku sangat merindukan mereka berdua. Terima Awwww--" Pekikku ketika kepalaku terasa sakit dan pusing. Apa karena aku terlalu banyak menangis hari ini, rasanya sakit sekali.

Mark seketika menghentikan mobilnya. "Apa kau baik-baik saja? apa yang sakit?" Tanya Mark dengan nada khawatir.

"Kepalaku terasa sakit, mungkin...awwww." Sekali lagi kepalaku terasa sakit di bagian belakang.

SEANNA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang