Bab 4

63 7 3
                                    

Ucapan Agam masih mengganggu dipikirannya. Memang benar lebih baik Dira memaafkan Keysha dan mengikhlaskan Azzam untuk Keysha. Lagipula, Keysha yang lebih dulu kenal Azzam dibandingkan dirinya. Bahkan Keysha juga lebih pantas menjadi istri Azzam.

Keysha
Dira, aku benar-benar ingin bertemu dengan mu. Aku tidak ingin hanya masalah percintaan, pertemanan kita hancur. Maaf karena aku tidak pernah cerita soal ini.

Dira membaca pesan Keysha. Mungkin Dira sudah keterlaluan, dia harus bersikap dewasa untuk rela melepaskan apa yang bukan miliknya. Dira membalas pesan Keysha.

Dira
Ketemu di mana?

Keysha
Syukurlah kamu membalas pesan ku.
Aku tunggu di Kafe Senada jam delapan malam nanti.

"Mas, kalau Dira masih ingin dengan mas Azzam. Keysha merelakan mas Azzam kok."

Azzam menolak keinginan Keysha. "Mas sayang sama Keysha. Lagian pernikahan kita sebentar lagi. Pasti ada cara lain untuk menyelesaikan masalah ini."

"Hanya cara itu yang bisa bikin pertemanan Keysha dan Dira kembali baik-baik saja. Keysha ikhlas melakukan itu agar Dira bahagia."

"Untuk apa kamu melihat sahabat mu bahagia sedangkan kamu menangis? Jangan pentingkan perasaan orang lain, pentingkan perasaan mu sendiri. Biar saya yang bicara pada Dira."

***

Dira masuk ke sebuah kafe, melihat Keysha dan Azzam yang makan bersama. Dira menghela nafasnya. Benar kata Agam, tidak semua yang kita sukai bisa menjadi milik kita. Dira pun menghampiri Keysha.

"Dira," ucap Keysha.

"Key, maaf aku egois."

Keysha memeluk Dira dengan erat. "Aku yang salah, Dir. Maaf tidak memberitahu mu."

Setelah berpelukan beberapa saat, Dira melepaskan pelukan itu. "Kalian mengundang ku ke pernikahan kalian kan?" tanya Dira.

Keysha diam sebentar. "Dir, pasti aku mengundangmu."

"Ustadz Agam sudah jelasin semuanya ke aku. Lagian, aku tidak berhak merusak hubungan kalian," ucap Dira tersenyum. "Ustadz Agam juga kasih aku kalimat bijak. Aku harap, kalian selalu bahagia dan pernikahan kalian lancar."

Azzam tersenyum melihat Dira yang sudah merelakannya untuk bersama dengan Keysha. "Dira, kamu ingin makan sesuatu?" tanya Azzam.

"Tentu. Aku belum makan malam." Dira duduk kemudian menatap menu yang ada di kafe itu.

"Sekarang, kamu pesan makanan yang kamu mau. Saya yang bayar."

Agam datang membawa makanan ringan untuk mereka. Tadi dia mengambil makanan tambahan di meja kasir, kemudian dia melihat Dira dan Keysha berpelukan. Tandanya dua gadis itu sudah berbaikan.

"Wah, gadis keras kepala ini akhirnya berdamai dengan sahabatnya," ucapnya sambil meletakan nampan berisi makanan di meja.

Dira menengok ke arah suara itu. "Ustadz Agam."

Agam terkekeh melihat Dira. "Saya senang kalian sudah berdamai. Jangan lupa, pakai hijab mu lagi," ucap Agam.

"Ustadz Agam bawel sekali. Ini rambut ku, jadi ini hak ku. Ustadz saja yang pakai hijab," cibir Dira kemudian memesan makanan pada pelayan kafe.

"Dira, menutup aurat itu suatu kewajiban," ucap Azzam.

Keysha menggelengkan kepalanya. "Astaghfirullah, Dira... Sejak kapan kalian bisa bertengkar seperti ini?" tanya Keysha.

Ustadz, I'm in Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang