Bab 19

102 8 1
                                    

Azzam dan Keysha menitipkan anak mereka pada ibu Agam untuk menjenguk Dira. Mereka datang membawakan beberapa buah untuk Dira. Melihat kedatangan mereka, Dira begitu senang.

"Fairel tidak ikut?" tanya Dira.

Fairel Atharizz Magentha adalah anak pertama mereka yang berjenis laki-laki. Keluarga Agam sangat senang dengan kehadiran Fairel.

"Fairel aku titipkan ke ibu, anak bayi tidak boleh masuk," ucap Keysha.

"Katakan padanya tante Dira sangat merindukan dia."

Azzam dan Keysha terkekeh. "Nanti saya sampaikan. Bagaimana keadaan mu?" tanya Azzam.

"Sudah lebih baik."

"Ustadz Agam jagain sahabat Keysha."

Agam mengangguk. "Pasti saya jaga dengan baik."

"Saya tidak bisa lama-lama, sudah mau maghrib. Kami pulang sekarang ya."

Mereka pamit untuk pulang. Kebetulan dari rumah orang tua Azzam ke rumah mereka cukup jauh jaraknya, apalagi besok Azzam harus bekerja. Setelah mereka pergi, Agam menonton televisi bersama Dira sambil menyuapi Dira buah yang tadi dibawakan Azzam.

***

"Mas Agam," panggil Dira saat malam hari. Agam terbangun mendengar Dira dan segera menghampiri Dira.

"Kenapa sayang?"

Dira merubah posisinya menjadi duduk. "Dira mau ke kamar mandi, boleh tolongin Dira?"

Agam mengangguk kemudian memegangi Dira yang berjalan ke kamar mandi. Dira diam saat di kamar mandi kemudian menatap Agam. "Mas, Dira malu. Mas Agam tunggu di luar saja."

"Kamu bisa sendiri?" tanya Agam.

"Bisa mas." Agam pun mengangguk kemudian menunggu Dira di luar.

Dira sedikit lama karena berhati-hati dengan infusanya. Setelah selesai, Dira pun berjalan kembali ke ranjangnya. Agam menatap Dira dengan senyumnya.

"Apa yang kamu rasakan sekarang?" tanya Agam.

"Hm, kepala Dira masih pusing mas."

Tangan Agam memijat kepala Dira. "Tidur lagi, sayang."

Dira menggeleng. "Belum bisa tidur lagi."

"Ya sudah, mas Agam temani."

"Mas, Dira boleh minta sesuatu?"

"Boleh. Dira mau apa?"

"Peluk mas Agam."

Agam tersenyum mendengar itu kemudian duduk di ranjang Dira. Kepala Dira bersandar pada lengan Agam dengan tangannya yang melingkar di perut Agam. Sedangkan Agam mengusap pipi Dira merapihkan rambut Dira yang keluar dari hijab.

"Kenapa tidak bisa tidur, hm?" tanya Agam yang tangannya mengusap tangan Dira.

Dira menghela nafasnya. "Dira merindukan mas Agam."

"Jika kamu nyaman begini, tidak apa, peluklah saya sampai besok."

Dira diam dipelukan Agam. Rasanya nyaman sekali berada di pelukan Agam. "Mas, mas Agam mau punya anak laki-laki atau perempuan?"

"Hm, keduanya."

"Kalau anak pertama?"

Agam tampak berpikir. "Laki-laki, agar dia bisa menjaga adiknya," ucap Agam menunduk melihat Dira.

"Kalau nanti Dira hamil anak perempuan gimana?"

"Tidak masalah."

Dira mendongak menatap Agam. "Dira akan melaksanakan tugas Dira sebagai istri setelah keluar dari rumah sakit."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ustadz, I'm in Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang