Dira merapihkan barang-barangnya karena pekerjaannya sudah selesai. Keysha dan Azzam masih sibuk dengan urusan pernikahan mereka sehingga Dira lebih sering pulang sendirian. Dira berjalan ke lorong kantor karena ingin menuju lift. Terlihat dari jauh, Agam sedang berjalan juga menuju lift. Dira berlari kecil kemudian menyapa Agam.
"Ustadz Agam," panggil Dira sambil tersenyum.
Agam mengalihkan pandangan dari ponselnya. "Hey, Dir, mau pulang?" tanya Agam.
"Iya. Ustadz baru selesai syuting?" tanya Dira.
"Hm, dari tadi sudah selesai. Ada beberapa urusan yang harus di selesaiin dulu."
"Oh... ustadz bawa mobil?" tanya Dira.
Agam mengangguk. "Jika saya tidak bawa mobil, kamu bisa jadi supir saya?"
"Bisa. Tapi bayarannya mahal."
"Lebih baik saya naik taksi."
Dira masuk ke lift bersama Agam dan beberapa staff lainnya. "Ustadz, besok aku mau dijodohin."
"Oh ya? Semoga dia yang terbaik ya, Dir."
"Aamiin..." ucap Dira tersenyum.
Sampailah di lantai tujuan mereka. Mereka keluar dari lift dan menuju mobil masing-masing. Namun sebelum itu, Agam memanggil Dira.
"Pakailah hijab mu saat bertemu dengan pria itu."
Dira terdiam kemudian mengangguk perlahan. "I-iya ustadz, terima kasih sarannya."
"Ya sudah, saya pamit. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Dira membalikan badannya dan berjalan menuju mobilnya.
Entah kenapa, hati Agam tidak rela jika Dira dijodohkan. Namun dia berusaha menyingkirkan perasaan itu dan hanya bisa berdoa jika pria yang dijodohkan dengan Dira bisa menjaga gadis itu dengan baik.
Besok malam, mamanya akan memperkenalkan seorang pria padanya. Tidak ada penolakan dari Dira karena Dira pikir pria yang dipilih mamanya pasti pria yang baik. Dira sudah melihat foto pria itu, pria yang tampan dan pria itu sudah bekerja.
***
Dira terdiam lama di depan cermin. Dia menatap hijabnya lama kemudian memakainya. Semalaman dia memikirkan ucapan Agam. Dia akan menggunakan hijab itu mulai sekarang.
Gadis itu bercermin lagi memastikan penampilannya sudah rapih. Dia segera keluar ketika dipanggil mamanya. Dira menghela nafasnya, berharap pria ini yang terbaik untuknya.
"Sayang, senyum dong," ucap sang mama.
Dira tersenyum kemudian menuju ruang tamu. Dia bersalaman pada tamu yang datang kemudian duduk diantara mama dan papanya.
"Ini Dira?" Dira mengangguk. "Saya Ryan."
"Senang bertemu dengan mu."
"Ternyata Dira sangat cantik aslinya."
Dira tersenyum. "Terima kasih."
Mama Ryan menjelaskan maksud kedatangan mereka ke rumah Dira. Dira mendengarkannya dengan baik. Kemudian membicarakan kriteria wanita idaman sang anak.
"Kamu ini adalah tipe ideal Ryan. Kamu sangat cantik. Pasti anak kalian juga cantik dan tampan, nantinya," ucap mama Ryan.
"Bagaimana? Apa kalian menerima perjodohan ini?" tanya papa Ryan.
Ryan mengangguk. "Tentu aku menerimanya, Dira sangat cantik."
Dira mengerutkan dahinya. Semudah itukah mereka mengucapkan itu. Bahkan yang mereka puji hanyalah kecantikan Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz, I'm in Love With You
RomanceAnindira Syifani, mahasiswa magang yang meminta bantuan pada sang paman untuk bisa magang disuatu stasiun televisi karena ada pria yang dia sukai. Dira menyukai Azzam, seorang ustadz yang berceramah di stasiun televisi itu. Namun ternyata, Azzam ada...