Bab 3

66 8 2
                                    

Sampai di rumahnya, Dira merebahkan dirinya di ranjang. Padahal Dira berharap jika dia bisa dekat dengan Azzam, namun nyatanya Azzam akan menikah dengan Keysha.

Dira berdiri di depan cermin melepas hijabnya. "Percuma saja aku menggunakan ini, ustadz Azzam juga tidak akan melirik ku!" Dira meletakan hijabnya di meja rias.

Dira membersihkan dirinya setelah itu makan malam dengan mama dan papanya. Terlihat dirinya tidak bersemangat.

"Kamu ada masalah, sayang?" tanya sang mama.

"tidak ma."

"Mukanya lesuh gitu," ucap papa.

"Hanya lelah, pa, tadi banyak kerjaan."

"Ya sudah, setelah ini istirahat." Dira mengangguk menanggapi papanya.

Setelah makan, Dira memilih untuk pergi ke kamarnya dan merebahkan dirinya. Lama-lama dia tertidur pulas memeluk guling kesayangannya.

***

"Mas, Keysha merasa bersalah banget sama Dira," ucap Keysha.

Agam menghela nafasnya mendengar percakapan mereka. "Sudah ku bilang diawal, katakan saja padanya apa yang terjadi."

"Besok, kita bicara dengan Dira," ucap Azzam.

Keysha melirik ke belakang. "Ustadz Agam, apa kau menyukai Dira?"

Agam melebarkan matanya ketika Keysha bertanya seperti itu. Azzam pun melirik. "Iya, kau seolah-olah mengerti perasaan Dira."

"Tidak. Aku hanya kasihan pada nya. Aku pernah di posisinya, dulu."

Keysha menatap Azzam. "Mas, terlambat tidak ya untuk menjelaskannya pada Dira, besok?"

"Yang penting, kita memberitahu yang sebenarnya."

Setelah mengantar Keysha, Azzam langsung pamit untuk pulang. Agam pindah ke depan dan memilih tidur. Jika dibandingkan dengan Azzam, Agam tipe pria yang cuek terhadap masalah. Dia tidak mengambil pusing jika mendapatkan masalah.

"Agam, kapan kau akan bertemu gadis yang dijodohkan nenek?" tanya Azzam.

Mendengar suara Azzam, dia terbangun dan menengok. "Nenek bilang bulan depan."

"Akhirnya adik ku akan segera menyusul."

Agam terkekeh. "Aku harus melakukan perkenalan dulu."

"Semoga dia yang terbaik untuk mu."

"Aku juga berharap seperti itu." Agam kembali memejamkan matanya. "Aku ingin tidur dulu."

Azzam menggelengkan kepalanya. Selalu saja tertidur. Jika Agam yang menyetir, dia melarang Azzam tidur agar Agam bisa menyuruh Azzam mengambilkan minum ataupun membukakan makanan yang ingin dia makan.

***

Keesokan harinya saat Dira magang, dia tidak memakai hijabnya lagi. Beberapa orang terkejut melihat Dira tanpa hijabnya. Apalagi Keysha yang melihat Dira tidak berhijab. Dira memilih untuk ke kantin setelah meletakan tasnya.

Keysha mengejar Dira dan menahannya. "Dira, kenapa hijabnya di lepas?" tanya Keysha.

"Karena percuma saja aku memakai hijab tapi ustadz Azzam tidak melirik ku." Dira menekan tombol lift turun.

"Astaghfirullahaladzim, apa yang membuat mu berpikiran seperti ini?"

Azzam berpapasan dengan Dira dan Keysha. "Dira?"

"Ustadz tidak perlu bertanya kenapa, karena ini bukan urusan ustadz."

"Astaghfirullahaladzim," ucap Agam terkejut.

Ustadz, I'm in Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang