Chapter 031 - Lunch

1K 151 15
                                    

Yeonjun's POV

Disebabkan hal mendesak, Kwang Ssaem mengakhiri jam pelajaran lebih cepat, sekitar lima belas menit bel istirahat berbunyi. Begitu beliau keluar dari kelasku, akupun bergegas beranjak dari tempat duduk. Jin Ssaem meminta tim bola menemuinya siang ini.

"Yakkk! Yeonjun! Mau kemana kau?" Teriak Jay saat aku mencapai pintu.

Aku hampir lupa jika aku berhutang ID Line Jungwon padanya.

"Cek ponselmu." Kataku setelah mengiriminya lewat pesan. "Lunas ya."

"Senang bekerja sama dengan anda." Ucap Jay dengan penuh semangat. Dia mengingatkanku pada Yohan saat melihat Junho, matanya berbinar-berbinar. Dasar orang-orang yang sedang jatuh cinta, sama saja kelakuannya.

Mulai ku langkahkan kakiku keluar kelas, aku melihat keadaan lorong Kel's yang sepi karena memang masih belum waktunya istirahat.

Aku terkekeh sendiri saat tiba-tiba teringat wajah penyuku yang semerah tomat saat aku mengangkat wajahnya.

Sangat jelas kekesalannya hanya untuk menutupi dirinya yang sedang tersipu.

Ah gwiyeopda.

Sejujurnya aku juga merasa perasaan yang asing saat mereka mulai menggoda kami, ada perasaan malu tapi rasa malu yang membuat dadaku bergejolak. Aku tidak tahu apa, meskipun di satu sisi aku ingin mereka berhenti menggoda kami tapi disisi lain aku senang saat mereka melakukannya. Rasanya aku ingin semakin memamerkan penyuku ke semua orang.

Dan sepanjang jam pelajaran tadi aku tidak bisa berhenti memikirkannya karena ketika berada di kantin aku tidak melihat ia bersama teman-temannya yang lain. Dan masih bertanya-tanya kenapa dia harus bersembunyi dari mereka.

Seharusnya aku tidak membiarkannya pergi sebelum mengetahui apa yang terjadi. Tapi perut sialanku sama sekali tidak bisa diajak berkompromi tadi, aku sangat lapar.

Ah apa dia sudah makan?

Tunggu!! Kenapa juga aku mengkhawatirkannya? Dia bukan anak kecil lagi, dia akan makan jika lapar.

Tapi aku sama sekali tidak melihatnya ke kantin sampai jam istirahat berakhir.

Aku mengingat tadi pagi menuliskan untuknya menjadi pacar yang baik. Itu berarti berlaku untukku juga, bukan? Iya.

Kalau begitu sebelum aku menemui Jin Ssaem, aku akan membelikannya makan siang untuknya. Bukan karena aku khawatir, aku hanya harus menunjukkan kalau aku pacar yang baik.

-----

Author's POV

Taehyun menutup buku pelajarannya lalu menaruhnya didalam laci meja. Dia melihat sekilas beberapa teman sekelasnya pergi keluar.

Dia melirik kearah keempat teman terdekatnya, masih merasa aneh karena secara ajaib, keempat temannya tiba-tiba sepakat untuk tidak menanyakan lebih jauh tentang hubungannya dengan Yeonjun, mereka tidak mau memaksa dan membuat Taehyun menghindar hanya karena keingintahuan mereka.

Mereka mengatakan akan menunggunya sampai siap untuk bercerita. Bahkan mendoakan agar hubungan itu langgeng.

Yang mengherankan bagi Taehyun bukan karena mereka mendadak sepakat tetapi bagaimana bisa mereka percaya begitu saja tentang hubungannya dengan Yeonjun disaat mereka mengetahui dengan pasti bahwa dia dan senior itu baru saling mengenal dan sama sekali tidak akur sejak awal.

Tapi Taehyun tidak mau ambil pusing, justru bagus karena dia tidak harus menjelaskan apapun pada mereka. Dia akan menceritakan semuanya jika hubungan pura-pura ini berakhir nanti.

WHY ARE YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang