Author's POV
Riuh tepuk tangan terdengar dari sekeliling api unggun. Permainan gitar Hyuka memang tidak main-main. Sepertinya Minho mempunyai kemampuan untuk mengenali potensi orang lain hanya dengan sekali lihat mengingat ia meminta Hyuka untuk tampil tanpa mengetahui bakatnya. Mungkin ia harus mulai berpikir untuk merintis sebuah agency, siapa tahu nasibnya akan sama seperti Bang Si Hyuk.
"Kau sangat keren." Sambut teman-teman satu regunya, mereka sudah yakin akan unggul di penilaian pensi kali ini.
Dengan senyum cerah dan wajah memerahnya, entah karena malu atau hanya terkena pancaran dari api unggun, ia berterimakasih lalu menyerobot duduk diantara Minho dan Taehyun.
"Kau melihat penampilanku?" Tanyanya pada Taehyun karena saat namanya dipanggil untuk tampil, temannya itu belum kembali.
Yang ditanya menganggukkan kepala dan mengacungkan dua jempol pada Hyuka. "Kau luar biasa." Katanya dengan bangga.
Hyuka menarik memegang punggung tangan Taehyun dan Minho secara bergantian, mengadu seberapa dingin tangannya. "Apa ini tanda-tanda hipotermia?" Tanyanya khawatir. "Aku dengar kalau dihutan seperti ini kita bisa terkena hipotermia." Tambahnya.
Minho melirik dengan pandangan malas pada Taehyun. "Kau saja yang menjelaskan." Katanya tidak ingin membuang tenaga. Tangan dingin Hyuka jelas disebabkan karena demam panggung. Hal yang wajar dan hampir dialami semua orang saat harus tampil dihadapan banyak orang.
Taehyun menarik jaket dari pangkuan Minho dan menutup punggung Hyuka. "Cepat pakai jaket ini. Kalau terkena hipotermia kau bisa membeku seperti bongkahan es." Kata Taehyun asal, tidak menyangka ucapannya membuat anak dihadapannya memucat.
Hyuka dengan cepat memakai jaketnya dan mengancingkannya dengan rapat-rapat. Membayangkan tubuhnya membeku menjadi kaku seperti patung es membuatnya merinding.
Beberapa penampilan selanjutnya tak kalah memukau meskipun beberapa diantaranya gagal karena mereka tidak mempersiapkan diri.
Semakin malam antusias para junior dan senior semakin tinggi. Tak ada yang terlihat kelelahan setelah kegiatan siang tadi. Para senior mulai masuk kedalam lapangan saat sebuah lagu reggae diputar, menyanyi dan menari acak mengelilingi api unggun, disusul para junior yang ikut bergabung.
"Kalian saja." Ucap Taehyun saat kedua temannya mengajaknya masuk ke lapangan.
"Jangan bilang aku tidak mengajakmu ya." Kata Hyuka menyusul Minho yang sudah berlari terlebih dulu.
Taehyun melambaikan tangan mempersilahkan mereka untuk bersenang-senang. Ia lebih suka mengamati dibanding terlibat langsung.
Tanpa sadar pandangannya mencari-cari sosok yang tak dilihatnya sejak beberapa waktu lalu. Dia melihat Beomgyu bersama senior-senior lainnya sedangkan Soobin mengambil kesempatan berada di dekat Hyuka. Dimana Yeonjun?
"Mencariku?" Seseorang duduk disampingnya, seolah mengetahui apa yang sedang ada dipikirannya.
Taehyun spontan menggeser duduknya tetapi Yeonjun dengan sigap menangkap pinggang penyunya dan menariknya mendekat. Kini mereka duduk tanpa jarak.
"Lepaskan. Mereka bisa melihat kita." Katanya sambil mencoba melepaskan diri tapi tangan Yeonjun justru beralih mengunci lengannya dan menariknya semakin mendekat.
"Apa kita pindah ketempat yang sepi saja?" Kata Yeonjun tersenyum jahil.
Taehyun mendorong tubuh seniornya, Yeonjun berpura-pura terguling kesamping lalu mengaduh kesakitan dan menuntut pertanggungjawaban.
"Kurasa jika kau meniupnya akan langsung sembuh." Kata Yeonjun menyodorkan pergelangan tangannya, dan seperti dugaannya Taehyun menatapnya tajam, tapi itu tak membuat Yeonjun takut, justru membuatnya semakin gemas. "Ayolah, kalau dibiarkan bisa membengkak." Bujuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY ARE YOU?
FanficTaehyun, salah satu murid baru di SMA favorit di kota J. Impiannya untuk menjalani hidup tenang dan menyenangkan lenyap ketika harus bermasalah dengan Yeonjun, kakak kelasnya. ------ Ini fanfic pertama yang gue buat tentang idol Korea, semoga suka �...