CHAPTER 12

37 3 0
                                    

"Ghe?" Gue mencoba sekali lagi
" hm"saut nya yang membuat gue terkejut

--------======---------

Selama beberapa menit cuma sunyi melanda karna sepertinya kelas lain juga udah pada pulang

"A-aku minta maaf,maaf untuk semuanya. Aku tau permintaan maaf ini sangat terlambat sekarang" jelas gue akhirnya yang memecahkan keheningan

"..." nggak di respon lagi,gue semakin kalut karna perasaan rasa bersalah yang dari dulu menghantui dan reflek gue bertekuk lutut di depan Ghea

" sumpah demi apapun Ghe,aku nyesel banget.hiks..hiks..hks..Aku dulu jahat banget sama kamu,udah nyakitin hati kamu sama yang lain.hiks..hiks.. Maaf udah merusak masa-masa itu hikss...hikss... aku--" gue berhenti ngomong saat Ghea memeluk gue dengan erat

"Ssst udah jangan nangis" ucap Ghea yang semakin membuat gue terisak,dia orang yang gue sakitin tapi masih mau meluk gue.

"Kenapa tambah nangis sih pricil" ujarnya melepas pelukan dan menatap wajah gue

" lo udah gue maafin bahkan sebelum lo minta maaf pricil"

"Udah udah tenangin diri lo,gue nggak suka orang bertekuk lutut sama gue kayak yang lo lakuin tadi." Sambung Ghea seraya membawa gue duduk di kursi

Gue menarik nafas dan mengatur nafas gue beberapa kali. udah ngerasa tenang gue bilang

" thank you ghe,seharusnya lo nggak semudah itu untuk maafin gue" ucap gue dengan tulus

" iya tau,tapi lo juga ada hak untuk dimaafkan" jawab dia sambil natap gue yang hanya menunduk

Setelahnya cuma keheningan yang ada.  Sejak kejadian tragis yang gue alami,hidup gue nggak setenang sebelumnya. Gue setiap harinya menyesali perbuatan buruk yang gue lakuin ke semua orang,selama diluar negeri gue selalu intropeksi untuk kebaikan diri gue sendiri dankejadian dimasa lalu nggak akan terulang lagi.

"kabar lo gimana??" Ghea memecahkan fikiran gue

" ha?oh baik.. baik aku Ghe. Kamu gimana?" Jawab gue gugup

"Wait..lo??cara bicara lo?" Bingung dia

Gue tersenyum kikuk " kenapa?beda ya?takutnya nggak sopan nanti"

"Jelas banget pricil,lo berubah eh maksud gue lo ada perubahan gitu. Gue dengernya gelayy tau" ujar Ghea

"Hah? Gelayy apaan Ghe??" Tanya gue
"Ya ampun gak update ya lo? Gelay itu geli " jawabnya

"Bicara biasa aja disini Yang ada kalo lo ngomong gitu anak-anak bakal ngeledekin lo"

"Gitu ya?" Gue bingung,tapi nggak apa-apa deh selagi gue tau batasan yakan

"Okelah kalo gitu"putus gue

"Gue nanya lo dari tadi,kabar lo gimana?"

Sekian detik baru gue jawab karna bingung mau ngomong apa " sepenglihatan lo aja gimana"

Ghea terlihat bingung dengan jawaban gue " baik? Tapi mata lo nggak bisa boong sih"

"Lo gimana??" Tanya gue

" jujur gue nggak baik" jawabnya cepat seraya menoleh ke arah gue

" ini anak jujur banget ya" dalam hati gue

"Gue pulang duluan,udah mulai gelap. Lo ati-ati Oh iya semoga besok,hari kedua lo disini beda dari hari ini. Bye" pamitnya seraya keluar kelas

Gue lihat kearah jendela dan bener aja hari mulai gelap,saat gue melihat jam dipergelangan tangan ternyata udah pukul 17.50. Gue secepatnya mengemasi barang dan memakai jaket,masker dan kacamata.

Saat gue keluar kelas,gedung sekolah udah sepi. Gue langsung ke lantai bawah dan menuju pintu masuk belakang karna mobil jemputan gue ada disana.

Sampai di koridior belakang,mobil jemputan udah ada. Gue ngerasa bersalah,pasti sopirnya lama banget nungguin gue.

"Maaf ya pak,tadi ada urusan" ucap gue

"Nggak apa-apa non" jawab bapak nya

"Langsung pulang non?" Tanya nya

"Iya pak"

Mobil pun melaju membelah jalan.selama diperjalanan gue terus mikir kejadian hari ini yang buat gue malu,gelisah,sampe bersyukur. sesampainya di basement gue berterima kasih sama pak sopir lalu menaiki lift.

Ting🌟....

Lift terbuka menandakan sudah sampai di lantai tujuan. Gue nggak buang waktu untuk masuk ke apartemen lalu duduk di sofa dengan menyenderkan kepala.

Apartemen gue ada ditingkat teratas gedung ini,yaitu lantai 22. Ada dua unit disini,1 punya gue dan satu lagi katanya punya sahabat papa yang mengelola aset papa selama ini.

Btw,gue nggak tau sama sekali siapa sahabat papa itu. Sahabat papa banyak jadi gue gak bisa nebak,apa mungkin??
Terlintas di fikiran gue kalo itu ayah Arka.

Hari pertama kembali menjadi siswi sedikit terasa asing,mungkin belum terbiasa kali ya. Gue belum berani untuk bersikap biasa aja,masih takut untuk berinteraksi lebih sama orang kecuali Ghea.

Gue maksain tubuh gue untuk berdiri menuju kamar lalu membersihkan badan. Setelahnya masak untuk perut kosong gue yang memang belum diisi dari pagi tadi.

Dan gue harap besok nggak ada lagi orang banyak du depan kelas. Semoga.....






.
.
.
.
.
.



Bersambung






















Hello,thanks udah baca readers🍀🌿⚘☘
Seeu u next chapter

CHANGE : Cila & Arka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang