17 - Hukuman bersama

80 2 0
                                    

Gelar bucin memang sudah dipastikan akan di berikan pada seorang Reynald Shaga Alvaro. Ada sebab tersendiri kenapa gelar tadi harus tersemat kepadanya. Hal itu dikarenakan ia telah melewati sebuah peristiwa yang menurut Reynald adalah hal yang luar biasa, yaitu ia bisa chattingan dengan sang pujaan hati, siapa lagi kalau bukan Reina Valerie Pradipta yang mirisnya chat terakhir Reynald tak ia balas sama sekali.

Tapi tenang saja, hal itu tak membuat Reynald patah hati, karena hatinya sudah berbunga-bunga sebab Reina masih memberi belas kasihan karena mau membalas pesan randomnya yang ia campur dengan aji-aji penuh cinta.

Dan efeknya benar-benar membuat Reynald bahkan tak bisa menutup mata hingga sampai subuh lamanya karena ia terus saja memandangi ruang obrolan yang sempat tercipta di antara mereka berdua tanpa berjeda. Saking seringnya membuka ruang chat antara dirinya dan Reina, Reynald bahkan tak peduli jika tadi malam ia sempat di gibahi anggora Algerion dengan menyebutnya sebagai bulol atau bucin tolol.

Dan karena Reynald tak bisa menutup mata hingga subuh, alhasil saat ia baru saja merasakan kedamaian dari mimpi yang baru saja terlihat openingnya, suara jam beker yang selalu menjadi musuh abadi, terdengar nyaring seolah tengah menantangnya berkelahi.

Dering suara jam tadi, membuat Reynald mau tak mau harus menahan ego karena ada misi yang harus ia lakukan pagi ini, tapi baru saja ia bertatap muka pada jam berbentuk babi di atas nakas, mata Reynald langsung melotot sempurna.

"SIALAN HARUSNYA GUE NUNGGUIN REINA DI GERBANG MASUK!!!" Teriak Reynald histeris karena ia melihat jam babi itu sudah menunjuk angka tujuh, padahal dia sendiri yang menyetel waktu berderingnya jam seperti yang tertera.

Setelahnya Reynald langsung saja melompat dari atas ranjang kemudian keluar dari kamar dengan terburu-buru.

Baru saja ia menuruni tangga sembari menurunkan arah pandangan, Reynald tiba-tiba saja berbalik badan setelah berhenti sejenak karena menyadari sesuatu pada dirinya sendiri.

"ANJIR GUE MASIH PAKE BOKSER!!!"

Teriaknya kian frustasi, hingga waktu pun bergulir cepat dengan motor Reynald yang melesat jauh hingga sampai ke tujuan.

Seperti yang di duga, kedatangan Reynald tentu saja di sambut oleh gerbang sekolah yang sudah tertutup. Niat Reynald hari ini untuk menunjukkan pada Reina kerajinannya saat berangkat sekolah, tapi yang ada ia malah di lihat oleh pak satpam di pos penjagaan dengan tatapan tak terbaca.

Tatapan pak satpam tadi Reynald balas dengan cengiran lebar, dengan kaki yang mulai ia langkahkan ke belakang, mencoba mencari aman untuk memasuki sekolah melalui pintu rahasianya.

Tapi belum sempat Reynald berbalik badan, suara seseorang yang sangat familiar di telinga untuk memanggil-manggil namanya terdengar menggelegar.

"REYNALD BERHENTI DI SITU KAMU!!" Teriak bu Talita menggunakan nada memerintah, dengan langkah kakinya yang kian cepat untuk menyusul Reynald yang saat ini hanya terdiam, tanpa berniat untuk meneruskan niat melarikan dirinya tadi.

Reynald menyatukan kedua tangan di atas perut dengan senyuman kecil yang mulai terbit di kedua ujung bibirnya. "Eh, ibun." Sapa Reynald dengan panggilan khasnya kepada bu Talita.

Bu Talita tak sempat menggubris panggilan Reynald karena ia tengah sibuk menunggu pak Satpam yang sedang membukakan kunci pintu gerbang.

"Sudah berapa kali kamu telat, Reynald?!!" Semprot bu Talita cepat ketika ia sudah berdiri di hadapan Reynald.

Reynald mengerutkan dahi, dengan jari tangannya yang kelihatan bergerak-gerak kecil, memperlihatkan ibu jari hingga jari kelingking yang mencuat. "Nggak tau bun, mau hitung malah lupa." Celetuknya setelah berlagak berfikir.

Reynald vs ReinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang