Tak ada yang mau membuka perbincangan sesaat setelah Reina masuk ke dalam kelas, yang ia dapati hanyalah berbagai macam jenis tatapan yang masih saja tertuju padanya. Tentu saja pandangan antara murid laki-laki dan perempuan berbeda. Ada beberapa murid perempuan yang menatap sengit ke arah dirinya, tapi tak memungkiri ada jauh lebih banyak orang yang tengah memandangi Reina dengan tatapan kagum entah itu laki-laki maupun perempuan, yang memang bisa di asumsikan bahwa mereka tak berkeinginan untuk ikut campur lebih jauh tentang kabar gempar yang tersebar beberapa saat lalu.
Lea sempat mematung beberapa saat di ambang pintu ketika pandangan orang-orang tak teralihkan dari dirinya dan Reina, tapi Reina tetap tak peduli, ia bahkan langsung saja meneruskan langkah untuk menduduki salah satu bangku kosong yang tersedia di sebelah jendela.
"Kenapa si?"
Tanya Reina cepat sembari menaikkan salah satu alisnya ke atas, dengan tatapan yang ia tujukan ke seluruh penjuru. Saat ini Reina mulai merasa risih ketika ia baru saja merasa tengah di perhatikan, karena apa yang ia lakukan tak lepas dari pandangan teman sekelas yang masih terus memandanginya lekat.
Dua orang laki-laki yang tengah berdiri di depan papan tulis seketika menutup mulut tidak percaya. "Gila, cantik banget."
Celetukan dari laki-laki ber-badge Gema itu sontak membuat perhatian Reina teralihkan padanya. Dengan segera laki-laki yang berada di sebelah Gema melangkahkan kakinya ke arah Reina dengan tatapan yang tak ia alihkan dari pahatan wajah tercantik yang pernah ia temui selama ini.
Harris, sahabat dari Gema itu kemudian mulai menarik bangku yang berada di seberang Reina dan langsung saja mendudukkan diri di atas bangku yang belum bertuan tadi.
"Lo, Reina kan?"
Tanyanya langsung, membuat Reina hanya bisa mengernyitkan dahi karena merasa tak paham dengan apa yang terjadi. Belum ada sesi perkenalan kan? Bagaimana laki-laki yang berada di hadapannya tahu bahwa namanya Reina?
"Gimana lo bisa tau? Belum ada sesi perkenalan, kan?"
Tanya balik Reina membuat Haris sedikit memiringkan kepalanya ke kiri, seolah tengah memikirkan jawaban atas ketidaktahuan Reina.
"Emang lo nggak tau?"
"Tau tentang apa?"
Harris berganti menopangkan dagu di atas kedua tangannya. "Tentang berita lo tadi yang udah nyebar di seluruh Atlanta."
Dahi Reina kian terlipat dalam, merasa jenuh karena laki-laki di hadapannya tak langsung saja mengatakan apa yang terjadi. "Berita tentang gu—–tunggu." Reina menyadari satu hal yang terjadi padanya hari ini. Apa yang mereka maksud tentang kajadiannya di koridor beberapa saat lalu?
"Apa berita yang lo maksud itu tentang gue sama—–cowok itu?" Tanya Reina dengan nada sedikit ragu, walau ia yakin seratus persen tebakannya memang benar.
Anggukkan spontan Harris seketika membuat Reina mendesah pelan. "Kok lo nggak nyadar si? Emang di sepanjang koridor nggak ada yang ngelihatin lo?"
Reina memutar sekilas kejadian beberapa saat lalu, ketika ia dan Lea berjalan bersama, hal yang terjadi adalah seluruh tatapan orang-orang langsung terkunci ke arah mereka berdua, atau mungkin hanya ke arahnya sendiri. "Gue tadi—nggak terlalu peduli pandangan mereka."
Harris menaikkan kedua alisnya ke atas. "Wah, tipikal orang yang nggak peka ya lo? Seluruh Atlanta juga tau, masa lo sendiri malah nggak sadar?"
Reina menipiskan bibir, secepat itukah kabar yang beredar hingga semua orang juga memperbincangkan dirinya? "Apa yang mereka omongin? Dan, lo bilang seluruh Atlanta tau?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Reynald vs Reina
Novela JuvenilReina Valerie Pradipta adalah seorang gadis cantik yang lumayan tomboy, ia dipertemukan dengan Reynald Shaga Alvaro, Bosgengnya SMA Atlanta. Pertemuan tak terduga di area sirkuit berlanjut dengan kegiatan MOS yang membuat Reina bertemu kembali deng...