Fatara Point of View
Satria merangkul dan membawaku ikut bergabung bersama teman-teman yang lain dan ikut menari di tengah alunan music dj yang menggema di segala penjuru ballroom salah satu hotel ternama ini. Mungkin bisa di bilang, malam ini adalah malam terakhir kami menikmati masa indah dunia remaja karena tak terasa kami semua harus meninggalkan bangku sekolah untuk melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Jenjang kehidupan yang sebenarnya.
Malam ini adalah puncaknya untuk bersenang-senang. Malam yang panjang sebelum mengucapkan salam perpisahan. Tentu saja, kami masih bisa bertemu. Tapi bukan lagi di sepanjang koridor, kantin-kantin, maupun kelas yang selama ini kami singgahi untuk membaur bersama.
Bukan lagi bertemu menggunakan seragam dengan atribut lengkap sembari berpanas-panasan saling mengeluh karena amanat yang tidak kunjung selesai sedangkan peluh sudah berlomba-lomba untuk terjatuh. Jam kosong yang menyenangkan itu juga tidak dapat lagi kami temui. Omelan para guru perfeksionis, guru yang kalem dan baik hati, hingga guru membosankan pun mungkin akan kami rindukan.
Banyaknya peristiwa yang sudah terlewati memberikan banyak memori untuk kemudian bisa dikenang kembali suatu hari nanti. Sekarang adalah waktu kami untuk bersenang-senang, membaur mengikuti irama bersama riuhnya suara menikmati serunya suasana.
Acara terus berlanjut.
"Couplegoals favorite kita adalah....," suara pembawa acara memulai inti yang sudah ditunggu dari tadi.
"Ksatria Denioz Nugraha IPA 3 dan Assyifa Putri Benardi IPA 5... Berikan tepuk tangan yang meriah untuk keduanyaaaa"
Beberapa murid yang mendapat gelar pun satu persatu telah di panggil ke depan. Ada siswa terpopuler, siswa berprestasi, most hyperactive student, best ekstrakulikuler dan dua penghargaan pasangan seperti yang baru saja di umumkan. Favorite couple lalu akan ditutup dengan terpilihnya King and Queen sebagai apresiasi untuk siswa berpengaruh dengan performa terbaik selama bersekolah.
Pasangan sekolah paling serasi yang menjadi pemenang versi angkatanku disematkan kepada kedua temanku, Satria dan Syifa setelah selesai dilakukan voting dari beberapa minggu yang lalu. Kedua sejoli itu memang sudah sangat terkenal semenjak berpacaran sedari kelas sepuluh dulu.
Mereka tidak segan dan sering terlihat mengumbar keromantisan di sekolah sekalipun hingga para guru pun tahu bahwa keduanya adalah sepasang kekasih, bahkan beberapa kali mengikuti ajang duta putra putri baik di dalam maupun luar sekolah. Jadi tidak heran jika mereka berdua bisa terpilih menjadi peraih pasangan terfavorit versi angkatanku saat ini.
"Anjir, si bangSat pasti kesenengan tuh! Tai lah harusnya gue nggak sih yang terpilih?" ujar Gandi dengan percaya diri padahal kekasih saja tidak punya.
"Elo nggak pantas masuk kategori favorit," Wira menyahuti. "Beda cerita kalau masuk nominasi manusia ter-bajingan, kemungkinan besar lo akan menang" katanya membuat kami tertawa.
"Sebenarnya waktu itu awalnya kita
berdua friendzone," suara Syifa terdengar menjawab pertanyaan Mc saat ditanya perihal bagaimana keduanya bisa menjalin hubungan."Sampai akhirnya ada teman kita berdua yang mencomblangkan dan akhirnya jadian. Kita bertiga juga satu gereja dan sudah lama kenal"
Satria terlihat mengambil alih microphone. "Untuk sahabat kami yang sekarang sedang duduk di bangku paling depan, memakai dress maroon paling cantik. Terimakasih sudah menjadi bagian dari perjalanan kami" tunjuknya padaku membuat semua orang mulai memperhatikan.
Aku melambaikan tangan setelah mengangguk, meringis canggung. Beberapa sahutan mulai terdengar lagi melihat kemesraan pasangan itu.
"Yang nggak punya ayang nangis lu nangis!"
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are A Couple (Complete)
Teen FictionGeovan tidak pernah mengira jalan hidupnya yang mulus menjadi terjal sejak berbagi ikatan dengan seorang gadis bernama Fatara di usia yang masih sangat muda. Rangkaian perjalanan membawa kita berpetualang jauh menyusuri jalan bernama takdir. Tentang...