Selesai bersiap, Geovan menghampiri meja makan untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Hari masih pagi namun ia tak menemukan batang hidung seorang gadis yang mulai dua bulan lalu tinggal di rumah ini, padahal biasanya anak itu sudah duduk manis mendahuluinya di meja makan sembari makan roti berlapis selai strawberry kesukaannya.
Alih-alih mencari, Geovan abai dan memilih untuk melihat makanan apa yang tersedia di meja makan. Terdapat sebuah piring dengan roti yang sudah diolesi selai cokelat diatasnya dan segelas susu putih disampingnya. Ia berdecih, perhatian sekali gadis itu, batinnya.
Menghabiskan susu dengan sekali teguk, ia tak ingin berlama-lama bahkan untuk sekedar duduk dan memutuskan menyambar roti cokelat tersebut segera berangkat sekolah. Namun ketika sampai di garasi terlihat Rara tengah kesusahan mengeluarkan motor yang terhimpit dua mobil di samping kanan kirinya.
Geovan menghampiri. "Bareng aja," ajaknya yang membuat gadis itu menoleh dan sadar akan kehadirannya.
"Nggak usah," tolak gadis itu, ia pun kembali bersiap memakai helm nya.
"Sudah jam setengah tujuh lewat. Kalau mau telat silahkan, gue cuma memberi tawaran" ucapnya kembali menawarkan, sudah duduk di atas motor custom miliknya.
Sialan, batin Rara. Ternyata sudah lebih dari lima belas menit ia berusaha mengeluarkan motor yang telah lama tak ia pakai. Niat hati ingin berangkat lebih pagi malah mendapat kesialan terjebak di garasi yang terlampau besar ini. Jikalau sedari tadi ia tak terlalu berusaha dan berangkat naik bis seperti biasanya, mungkin ia tak harus terjebak bersama Geovan seperti saat ini. Padahal susah payah ia menghindar untuk tidak sarapan bersama dengan bangun lebih pagi dan makan secepatnya.
Rara dengan pasrah memundurkan motornya ke tempat semula kemudian naik dalam boncengan lelaki itu. Mereka pun berangkat bersama.
------
Melewati gerbang dengan tulisan 'SMA Bhakti 15' diatasnya, Geovan sampai di area sekolah seorang diri setelah menurunkan Rara di jalan dekat sekolah mereka atas permintaan gadis itu sendiri.
Kegiatan belajar mengajar dimulai.
Geovan dan Rara belajar di sekolah yang sama. Satu sekolah satu angkatan satu jurusan. Mereka bahkan berada di sekolah yang sama dalam tiga jenjang sekolah berturut-turut yang mana artinya dari sekolah dasar hingga sekarang mereka telah mengenal sejak kecil hanya saja tidak dekat satu sama lain. Sebelum tragedi itu pernah beberapa kali bersinggungan karena masih dalam lingkup pertemanan yang sama.
Geovan memiliki empat kawan yang cukup dekat yaitu Ksatria Alexi Nugraha, lelaki pecinta musik yang banyak mengecewakan para gadis karena statusnya yang sudah tidak single dan juga merupakan teman sekelas Rara di 12 Mipa 3.
Gandi Burundi, anak paling gaul sekaligus paling toxic. Lelaki itu mudah sekali mengeluarkan kalimat kasar dengan tingkat percaya diri dan jiwa narsistic yang tinggi. Kemampuannya dalam menggaet para gadis pun tak perlu diragukan. Kalau kata Satria sih, Gandi seorang bajingan sejati.
Berbanding terbalik, Prawira Eka justru merasa kehidupannya bagai berbeda universe dengan Gandi. Meski tampangnya sama-sama rupawan, jangankan bermain satu wanita, sosok ibu saja ia tak punya. Gelap. Wira merupakan lelaki paling lurus di antara yang lain. Tampan dan rajin bayar kas. Kesayangan bendahara 12 Mipa 1, sekelas dengan Geovan.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are A Couple (Complete)
Teen FictionGeovan tidak pernah mengira jalan hidupnya yang mulus menjadi terjal sejak berbagi ikatan dengan seorang gadis bernama Fatara di usia yang masih sangat muda. Rangkaian perjalanan membawa kita berpetualang jauh menyusuri jalan bernama takdir. Tentang...