Saran playlist : I Think I (mulmed)
hi sayang, apa kabs? *Tersenyum
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membacaaa!
Hope you enjoy:) selamat malam minggu!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aku. gak. mau. Aku punya kehidupan yang udah aku rintis sendiri di sini." Byan berucap tegas, ia menghadapi 4 orang dewasa lain di hadapannya. Andrew menghembuskan napasnya.
"Dulu, janji kamu saat papah lepaskan apa?" Andrew bertanya dengan santai. Punggungnya bersandar nyaman di sofa single ruang rawat Byan. Byan terdiam. Oh, ini jelas boomerang untuknya.
"Baik-baik aja." Byan berbisik saat menyebutkannya, o jelas ia ingat. Itu hal yang diharuskan papahnya sampai-sampai ia mengingatnya di alam mimpi saking hafalnya. Keamanan dan kenyamanan dirinya selalu dipertaruhkan saat membangun sendiri perusahaannya, dan sekarang? semuanya terbongkar.
bagus Byanice, lanjutan kecerobohanmu.
"Dan kamu baik-baik aja sekarang?" Andrew tersenyum, menuang air ke gelasnya. Ares tersenyum misterius melihat itu.
Keenan melemparkan pandangan ke arah istrinya, ia kira istrinya akan membela Byan, tapi ternyata wanita kesayangannya itu malah mencoba menutupi tawanya yang akan meledak, terlihat begitu senang melihat Byan yang sedang terpojok. Keenan memandang anak bungsu yang berada di pangkuan istrinya dengan tatapan khawatir, ekspresi ibunya sepertinya membuatnya bingung.
Keenan tak tahu saja jika istrinya dan istri adik-adiknya memiliki grup chat khusus untuk membicarakan Byan sebagai adik kesayangan bersama.
Mereka sedang berkumpul, ini memasuki hari ke 7 mereka menetap di sana, Eden dan Arka sampai harus menyusul ibu mereka ke negeri orang. Byan sama sekali tak bisa ditinggal, Emosinya masih belum stabil. Dan karena Ares berhasil mendapat izin duluan untuk berhenti menjadi pasien, Byan semakin meradang. Masalahnya ia mengingat tentang kalimat Ares yang akan membawa mereka ke indonesia, dengan maupun tanpa persetujuan dirinya.
Andrew melirik arloji dipergelangan tangannya. "Gak biasanya..."
"Excuse me.." Mereka semua menengok bersamaan. S muncul dari balik pintu dengan Eden yang memeluk salah satu kakinya, bergelayutan di antara ruas kaki jenjang S.
"Bunda!" Eden menyahut lucu, senyumnya cerah sekali. Tak berniat melepaskan pegangannya.
S berdeham, beberapa orang di ruangan itu berusaha menutupi tawa mereka, itu cukup membuat S kehilangan separuh kepercayaan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BYANICE (Season 2)-on hold
Teen FictionDulu bersama keluarga, sekarang bersama teman hidupnya!