xixixi.
Hayoloh By.
Time: Mereka baru kembali ke NYC setelah me-menikah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading!
sorry fot the typos🙂✋🏻
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Byan menelan ludahnya gugup, duduknya tak nyaman di dalam pesawat meski pun mereka mengambil penerbangan dengan kelas menengah atas. Itu kareka mereka akan kembali ke Penthousenya, tempat tinggalnya, tempat persembunyiannya yang paling aman dari papah dan para kakaknya, tempat di mana persediaan haramnya tersimpan baik.
Byan takut sekali untuk kembali ke sana sebelum ia memastikan isinya aman dari barang-barang yang mungkin dapat membuat kehidupannya terancam kedepannya.
Ia menggigit kuku jarinya tanpa sadar, beberapa kali melihat keluar jendela pesawat di mana hanya pemandangan langit berawan Ares diam-diam menyadari itu.
dan Byan masih bersikap aneh sesaat mereka tiba di penthouse ini. Papah menyarankan agar tak perlu mencari hunian baru karena penthouse Byan sekarang masih milik mereka sampai beberapa tahun ke depan.
Berterimakasih lah kepada kakak tertua Byan yang susah-susah bekerja sama dengan pemilik gedung itu agar mahkotanya bisa menjadi tempat berhuni Byan di negeri orang.
Sekarang malah berguna kan?
Tapi kembali lagi, Byan bersikap aneh semenjak mereka tiba. Selalu memasak, bertanya minum apa yang sedang diinginkan Ares. Tak jauh-jauh dari dapurnya.
Hm, mencurigakan.
Tapi tak lama Ares langsung paham mengapa. Barang yang dibawa sudah banyak yang telah ditata oleh orang-orang yang dibayar mertuanya. Tinggal beberapa setel pakaian yang dibawanya manual yang harus di bereskannya.
Setelahnya Ares akan mengecek keseluruhan hunian ini.
"Kak? Kakak kapan tidur?" Byan menyembul dari arah kamar mereka. Matanya mengerjab mengantuk.
Ares menatapnya sebentar sebelum memutuska. "Kamu tidur aja, kakak masih mau ngechek tempat-tempat di sini." Maklum, saat baru pertama kali bertemu kan mereka langsung terbang pulang menyeberangi banyak negara untuk segera menikah, hehe.
Seharusnya jika Byan mengantuk, ia akan mengangguk dan memilih untuk tidur terlebih dahulu, jetleg nya baru terasa. Tapi ini tidak, seakan yang diasumsikan Ares itu benar adanya, Byan mendadak membuka lebar matanya.
Tak jadi tidur, dan memilih untuk bersikap uneasy di sekitar Ares.
...
"Sudah berapa lama?"
"S-sudah berapa lama a-apanya?" Byan meremat ujung pakaiannya. Matanya menolak membalas tatapan tajam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BYANICE (Season 2)-on hold
Novela JuvenilDulu bersama keluarga, sekarang bersama teman hidupnya!