.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
hhehhe, selamat membaca!
Short part~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ada panggilan telefon masuk saat sore hari menjelang malam di shift malam Ares. Byanice menelfonnya. Tapi panggilan itu tak sempat terjawab karena Ares masih berkutat dengan pekerjaannya.
Byan juga tak mengangkat saat Ares menghubunginya kembali.
Ada apa? Kamu gak papa?
sent.
Kalian tahu sendiri Byanice, pantang pulang sebelum sakit datang. Apa lagi saat Ares kebagian shift malam, Byan mana mau pulang dan meniduri ranjang penthouse mereka. Tak lama pesan itu di jawab,
from: Bby
Kakak gak pulang malem ini?
Alis Ares terangkat sebelah. Tumben.
Ya, kakak shift malem hari ini, kalau kamu lupa.sent
Dan Byan tak menjawabnya, cukup lama, sampai Ares berniat meminta jatah pulang duluan. Karena Ares jadi tak fokus ingin melanjutkan pekerjaannya. Namun niat itu buru-buru dibatalkan saat melihat sosok Byan-nya yang berjalan dengan langkah kecil menyusuri lorong di mana ruangannya berada.
Ares bersedekap dada saat tubuhnya dilewati begitu saja karena Byan bahkan sama sekali tak mengangkat kepalanya.
Anak itu.
Ares membiarkan Byan berlalu ke arah ruangannya.
Ares mengekor saat Byan sudah tak terlihat di lorong, anak itu tahu bagaimana masuk ke dalam ruangannya setelah sekali datang. Hebat. Tapi aneh melihat Byan datang tanpa paksaan ke tempat kerjanya.
"Byan?" Ares membuka pintu ruangannya,
Byan berbalik. Ekspresinya mendung, menyerempet memelas saat bersibobrok dengan netranya."Kenapa?" Ares menggenggam tangan lembut Byan membawanya untuk mendekat ke arah sofa ruangan Ares.
"Kenapa?" Ares tak menyuruhnya duduk. Hanya membuatnya berdiri menghadap Ares yang kini lebih rendah karena terduduk di sofa.
"Ada masalah di kantor?" Byan menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
BYANICE (Season 2)-on hold
Novela JuvenilDulu bersama keluarga, sekarang bersama teman hidupnya!