3. Bayi Mabuk

1.9K 178 23
                                    

How's life, everyone?

Hehe, here we are. Triple updates!

.

.

.

Enjoy!

.

.

.

.

Ares tentu marah, bukan kepada byan, tentunya. Kepada siapapun yang telah berani mengusik daerah teritorialnya. termasuk Byan-Nya.

Ia nyaris seperti orang kesetanan mengendarai mobilnya membelah jalanan kota NewYork dengan gemerlap malamnya. Bayangkan saja, setiap malam di NYC adalah romantisme. Jika istrinya terjebak dalam sebuah ruangan dengan nuansa privasi secara implisit. OH, Otaknya bahkan memanas membayangkannya.

Byan tak akan berani berpaling. Karena itu yang mereka lakukan bertahun-tahun. Dibelahan dunia yang berbeda, menjaga kepercayaan yang berlum tentu adanya. anjay. Tapi sekarang mereka telah bersama. Sudah berjanji di hadapan tuhan bahwa akan menjaga kepercayaan bersama.

Ares memarkirkan mobilnya sedikit melintang di parkiran. seorang staf menegurnya saat masih kacau, untung Robert ada disana. Ares jadi dibiarkan pergi digantikan oleh Robert yang akan bertanggung jawab. 

"Ruang VIP reservasi atas nama Mr. Doughlas." Lagi-lagi firasatnya terbukti.

"Bajingan gila." Ares mendesis ketika melangkah masuk, retoran ini bukan sembarang restoran. Ini tempat kalangan menengah ke atas melakukan acara makan malam mereka. Tempatnya tak terlalu terbuka, menjaga privasi setiap pengunjungnya. 

Di luar saja sudah sebegini tenangnya, apalagi di ruangan yang begitu tertutup seperti VIP? Bayangkan. Ares menghela nafasnya perlahan sebelum mendekati salah satu meja informasi di sana.

"Excuse me, meja VIP atas nama Mr. Doughlas?" staf itu agak sedikit ragu untuk memberi tahu, melihat dandanan Ares yang mulai berantakan sepulang kerja. Untung brand pakaian yang ia kenakan cukup terkenal. Ares sedikit membenarkan dasinya, menyingkap sedikit merek pakaian yang dikenakannya.

"Ah, oke sir, biar staf kami yang antar." Ares mengangguk pongah.

...

Kalian tahu rasanya khawatir dicampur cemas? Ya, seperti itu.

Ares memandang khawatir pintu di depannya, ia mulai memikirkan cara apa yang akan dilakukannya di dalam kalau seandainya byan tak apa-apa. Ia tak mau salah langkah dan mempermalukan byan di hadapan koleganya.

Siap. Ares bisa. HUh-Hah-HUh-Hah.

ia membuka pintu perlahan, mendapati sebuah meja di tengah ruangan berisikan banyak makanan dan minuman. Ia melihat seorang berwajah kebaratan berusia sekitar pertengahan tiga puluh duduk berhadapan dengan Byan. Mereka melihat ke arahnya. 

Byan tersenyum saat menyadari kehadirannya. Tapi senyumnya terlihat err.. Aneh?

"Kakak!" Ares tersenyum, melangkah lebih jauh menghiraukan tatapan penuh tanya dari satu nyawa lain di sana. 

BYANICE (Season 2)-on holdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang