4. Marahin aja terooos.

1.8K 164 26
                                    


Sorry for the typos!

.

.

.

.

Happy reading:)

.

.

.

.

Byan terbangun beberapa kali saat malam, kepalanya pening luar biasa, memang dasarnya tak pernah diizinkan menyentuh alkohol terlalu banyak, byan jadi lemah terhadap minuman satu itu.

Tapi kemarin ia mencobanya atas dasar ingin tahu. Berakhir dengan kewarasannya yang raib secara kontinyu. Samar-samar hanya suara Ares yang dapat diingatnya. Saat ia terbangun malam tadi, Ares menyuruhnya tidur kembali, dan menggumamkan nada-nada asal di telinganya agar ia tertidur kembali.

Byan menepuk dahinya spontan. "Bodoh." Kini ia termenung, tak berniat beranjak dari kasurnya yang kosong di bagian kiri. Ares telah bangun terlebih dahulu. Bajunya telah berganti lebih nyaman dari setelan kantor yang terakhir kali ia kenakan saat bangun.

Ia sama sekali tak ingat kejadian sebelumnya. Berakhir di pertemuannya dengan calon pihak perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaannya.

Apa reaksi Ares nanti? Mana kemarin ia tak mengabari lagi.

Duh, byan galau. Yang paling ia takuti itu suaminya setelah papah. Baru sehabis itu kakak-kakaknya yang menyusul.

Kepalanya berdenyut lagi.

"Udah bangun?" Kepala Ares menyembul dari balik pintu. Byan sedikit terkejut mendengar nada suara yang begitu datar dari Ares.

Byan memutuskan tak menjawab. Sebelah tangannya di pakai untuk menarik-narik rambutnya agar meringankan sedikit sakit kepalanya.

"Kenapa? Baru kerasa pusingnya? Udah nyeselin kemaren belum?"

Byan menengok ke arah Ares yang berjalan ke arahnya dari ujung matanya. Kok kak Aresnya jadi begini sih? Apa yang kejadian kemaren sih?

"Kakak kenapa?" Alis Ares terangkat sebelah.

"Kamu yang kenapa, kok bisa kemaren di restoran sama laki-laki berduaan doang di ruangan VIP?" Aduh, kan. Mr. Doughlas sialan. Kalau saja kemarin tak menyuruhnya mencicipi wine termahal di sana, ia mungkin tak akan berakhir dengan Ares yang begini.

"Udah gak kabarin kakak lagi kalo mau pulang telat. Kakak pikir kakak yang telat datang ke rumah jam 7." 

"I-itu kan batre hape aku lowbat ka, tadinya juga mau kabarin kakak tau."

"Kan bisa bilang Robert buat kabarin kakak, gausah tunggu kakak panik dulu baru terpaksa ngehubungin Robert." Byan pusing, kepalanya makin berdenyut mendengar kata-kata Ares yang tak ada sayang-sayangnya.

"Kok kakak malah marah-marah sih?!" Tangan Ares mengepal di sisi tubuhnya. Berusaha menolak saran otaknya untuk memeluk kesayangannya yang terlihat kacau pagi ini. 

"Kakak gak marah-marah Byanice. Kakak cuma tanya kenapa? kenapa bisa? kenapa kasih kakak kabar aja susah banget kayaknya."

"Kakak marah! Tuh liat mukanya merah.. By gak suka kakak marah-marah gini.. Kepala by sakit." 

BYANICE (Season 2)-on holdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang