"Selamat malam semua! Nah sesuai jadwal yg ada, malam ini kita akan mengadakan sedikit pentas seni sekalian mendekatkan diri dengan teman satu angkatan. Jadi apa kalian siap untuk memulai acara??""Gue makin yakin kalau study tour dibuat untuk Abim dan ajang pamer papanya." ucap Meisya ketika pembawa acara di atas panggung mulai bicara dan Jihan hanya tertawa.
Sama seperti Meisya, Jihan juga sebenarnya bingung. Bingung kenapa ada acara pentas seni ketika study tour? Untuk apa juga ada acara itu selain supaya kepala sekolah dan kepala yayasan bisa pidato? Jihan tidak mengerti.
"Udah siap Ji?" tanya Meisya tiba-tiba.
"Siap gak siap sih."
"Ciye Jihan sama Esa nyanyi berdua. Eh tapi jujur ya, gue juga baru tau kalau Esa bisa nyanyi. Esa tuh sebenernya ada bakatnya, sayang.."
"Sayang kenapa?"
"Ehm... Gak papa. Lagu yg mau dinyanyiin masih yg kemarin?"
"Iya. Mau apa lagi?"
"Semangat Ji. Tapi gue yakin, kelas kita pasti yg menang. Lumayan hadiahnya bisa dipake beli sapu buat di kelas."
"Iya nanti beliin sapu yg bagus ya biar piketnya pada rajin."
"sip! Lo gak siap-siap?"
"Temenin ke belakang ayo."
"Ya udah ayo."
Jihan langsung menarik Meisya menuju belakang panggung. Beda dengan Kelas lain yg mulai bersiap bahkan ada yg terlihat berlatih, Jihan justru kelewat santai. Mahesa dimana saja dia tidak tahu. Jihan pikir nanti mereka akan bertemu di belakang panggung.
Jihan dan Mahesa mau apa?
Acara pensi malam ini yg menjadi pengisi panggung ya murid sendiri. Seminggu yg lalu, guru musik melakukan penilaian penampilan berpasangan di semua kelas. Sekarang, kelompok yg mendapat nilai tinggi akan tampil dan nantinya para murid dan guru akan memilih kelompok terbaik, dan kelompok terbaik akan mendapatkan hadiah. Jihan tidak mengerti kenapa harus dipertandingkan begitu, tapi Jihan ikut saja. Hadiahnya uang, lumayan bisa dipakai beli sapu untuk kelas.
Kasihan kelas Jihan tidak punya sapu...
"Saya capek sama kamu! Bisa tidak kamu diam hah?"
"Eh itu ada yg ribut Ji." ucap Meisya ketika mendengar ada suara ribut.
Meisya langsung menarik Jihan ke arah asal suara dan terkejut ketika melihat Abim sedang berbicara dengan seora wanita yg sepertinya ibunya. Keduanya seperti sedang berbicara cukup serius dan membuat Meisya dan Jihan penasaran. Kedua gadis itu memilih untuk bersembunyi dan mendengarkan pembicaraan ibu dan anak itu.
"Aku gak minta macem-macem ke mama, aku cuma minta mama pulang sekali aja. Salah?"
"Salah! Jelas salah! Berani kamu suruh-suruh saya?"
"Ma, salah aku sebagai anak minta mama buat pulang?"
"Dengar ya, saya bukan mama kamu lagi!"
"Tapi..."
"Saya sama papa kamu sudah selesai jadi berhenti hubungi dan panggil saya! Anggap saja kita tidak pernah kenal!"
"Mama sama papa bisa saja sudah bukan suami istri lagi tapi..."
"Diam kamu! Saya sudah tidak peduli lagi kamu bicara apa lagi! Ingat, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi!"
"Gak bisa gitu dong ma! Aku ini tetep an..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Querencia
FanfictionQuerencia berarti tempat dimana seseorang merasa nyaman. Querencia tidak hanya ditujukan untuk teman tapi juga keluarga, dan semua orang yg membuatmu nyaman dan merasa aman. Mereka menyembunyikan masalah keluarga mereka di depan teman-teman dan jug...