tiga puluh satu

55 6 122
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















"Hiks.. Hiks... Huhuhu..."

Seorang gadis sedang menangis sendirian di apartemennya. Tisu bekas terlihat bercecer di atas meja yg ada di hadapan. Entah sudah berapa lembar tisu yg telah dia gunakan. Gadis itu bahkan sempat beranjak dari tempatnya untuk mengambil sekotak lagi tisu baru karena yg lama telah habis.

Hari itu harusnya menjadi hari spesialnya, tapi dia malah sendirian di apartemennya. Orang tuanya sibuk, entah pergi kemana, dia tidak peduli. Teman sekaligus tetangganya juga pergi entah kemana. Sahabatnya malah lebih memilih untuk merayakan ulang tahun sang pacar yg kebetulan bertepatan di hari yg sama. Jihan benar-benar sendirian sekarang, tapi...
































Jihan tidak menangis karena ditinggal sendirian kok...



"Yoon Haekang huhuhu... Mau peluk Haekang huhuhu..."

Nyatanya Jihan sedang menangisi drama yg sedang dia tonton siang itu. Jihan memilih tidak ambil pusing soal hari ini dia harus sendiri. Orang tuanya sibuk juga karena urusan pekerjaan dan itu tidak setiap hari, masih ada hari esok untuk merayakannya. Teman-temannya? Mereka juga pasti punya kehidupan masing-masing. Hari ini akhir pekan, wajar jika mereka sedang menghabiskan waktu dengan keluarga mereka.

Tit tit..

Jihan beranjak dari tempatnya dan berjalan ke arah dapur begitu mendengar suara dari microwave. Dengan hati-hati dia mengeluarkan makanan yg baru saja dia panaskan dan segera kembali menuju ruang TV agar tidak ketinggalan drama yg sedang dia tonton siang itu. Dia meletakkan makanannya dan memakannya sambil lanjut menonton drama.

Jihan mengambil ponselnya yg mendadak bergetar. Terlihat nama Bram terpampang jelas di layar. Jihan segera mengangkat telepon dari temannya itu.



"Ha..."

"Maaf nomer yg anda tuju sedang sibuk, silahkan hubungi sesaat lagi."

"Oh ya udah padahal mau gue tawarin makanan."

"Gak usah. Makasih."

"Emang ada makanan?"

"Ada lah! Mama gue gak mungkin tega ninggalin anak kesayangannya tanpa makanan ya!"

"Ini gue telpon sama Jihan apa sama Mei sih?"

"Lo dari kemarin Mei mulu, naksir lo?"

"misal gue bilang iya juga gak berhak."

"Hah? Gimana?"

"Kagak Ji. Bercanda. Oh ya, lo mau kado apa?"

"Ngucapin kagak, tau-tau nanyain kado."

QuerenciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang