🎐 Brand New Day

3.3K 797 141
                                    

Bel istirahat baru saja berbunyi. Berbeda dengan para murid yang langsung keluar dari kelas menuju kantin, Vanesa dan Erina justru beranjak duduk di bangku depan meja Jihan dan Justin. Kedua gadis itu tersenyum misterius, sedang Jihan maupun Justin sama-sama menatapnya bingung.

"Kenapa sih, Nes, Er? Senyum kalian tuh aneh," sahut Jihan.

Erina dan Vanesa lirik-lirikan sebentar sambil tetap menyeringai misterius. Kemudian kembali memandang dua subjek didepannya.

"Jadi, lo berdua udah resmi nih ya?" tanya Vanesa. Kedua alisnya naik-turun penuh makna.

Bikin Jihan dan Justin berdehem canggung. Jihan refleks meraih botol minumnya di sudut meja lalu menenggak isi didalamnya, sementara Justin mengusap tengkuk pelan.

"Jawab heh malah malu-malu meong," sambung Erina.

Justin berdecak, "Ck, iya, bener. Emang udah jadian. Tau aja dah lo." 

"Jelas tau dong. Kita juga tau lu berdua udah begini," Erina menguncupkan kedua ujung jemarinya lalu disatukan, "Ehem! Nempeel kaga tuuh!"

Sontak membuat Jihan tersedak minumannya, pun Justin yang membelalakkan mata syok.

"Lo pada ngintip ya?!"

"Oh jelas," kekeh Vanesa diikuti Erina, "Sayang aja gak gue foto atau videoin. Soalnya kita juga kaget ya haha."

"Tapi gue salut sih, Tin. Lo udah tau kan cctv di kelas lagi mati, makanya lo berani ngelakuin itu disini. Anjay. Modus pak ketua emang next level," gelak Erina.

"GAK GITU ANJRIT! BISA DIEM GAK LU?!"

Justin jadi panik, takut Jihan mikirnya dia emang berencana begitu. Padahal kan enggak. Abis itu juga Justin semalaman gak bisa tidur gara-gara gak nyangka sama yang beneran terjadi diantara mereka.

"Nes, Er, jangan kasih tau siapa-siapa ya, please?" gumam Jihan. Wajahnya mulai merona.

Vanesa mengangguk dalam raut bijak, "Tenang sahabat. Sebagai awak kapal TinHan garis keras, kalian gak perlu khawatir. Semua rahasia aman sentosa."

"Dan makasih buat scene menakjubkannya kemarin ya. Kami sangat menikmatinya. Iya gak, Nes?"

Lalu Erina dan Vanesa pun tos-tosan di posisinya. Justin dan Jihan pikir percakapan ini hanya berkisar diantara mereka berempat. Sampai tiba-tiba Vincent dan Darren muncul.

"Scene apaan? Ada film yang bagus?" tanya Darren.

Erina tersenyum, "Eh kebetulan, jadi gini kemaren si Justin sama Jihan abis ci—"

"WOI!" potong Justin secepat kilat, "VIN, REN! MABAR YOK!"

Panik season dua, lelaki itu langsung berdiri lalu merangkul Vincent dan Darren bersamaan.

"Idih kapan hari aja lu nolak mulu tiap diajak mabar. Males dah. Gue mau denger soal film yang lagi kalian tonton," elak Vincent.

"Ho'oh gua juga," sambung Darren.

Justin makin cemas. Buru-buru doi menambahkan, "Gue beliin item."

Kali ini cukup berhasil menarik perhatian kedua rekannya.

"Serius lu?"

"Diamond gue juga ya?"

"Iya iya apa aja dah. Ayok mabar di luar." putus Justin lalu bergegas menarik Vincent dan Darren keluar dari kelas.

Menyisakan Vanesa dan Erina yang ngakak berjamaah di tempatnya.

"Nes, Er, beneran jangan disebarin dong. Apa aku harus traktir pajak jadian?" tanya Jihan, jadi ikut cemas juga.

[✔️] BubblegumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang