Bagi Justin tidak ada yang lebih menyebalkan selain terjebak menjadi obat nyamuk dalam situasi kencan dadakan milik temannya. Vincent, si teman tidak bertanggung jawab yang membuat Justin harus menundukkan kepalanya pada layar ponsel sepanjang hari, demi menghindari pemandangan penuh keju dari kedua insan itu.
Sampai akhirnya batas kesabaran Justin sudah tak tertahan lagi.
"Beb, suapiinnn"
Tepat begitu Vincent bersiap menyuapkan sepotong kentang goreng untuk sang pacar sambil berkata, "Ayo sayang bilang aaa"
"AAAAAA MASUKIN DONG KAKAK MASUKIN"
Yang jawab malah Justin. Bikin Vincent sama Vanesa kompak memandangnya sinis.
"Ganggu lu." dengus Vincent.
"Punten, lo pikir gua gak gedek lama-lama liatin kalian uwu-uwuan sementara gue jomblo sendiri," balas Justin dengan emosi terpendam.
"Yaelah Tin masih sebel aja lo gara-gara temen gue gak jadi datang." timpal Vanesa.
Justin mendelik. Karena jelas-jelas masalahnya bukan itu. Dari awal harusnya Vincent dan Justin sudah punya janji untuk main ps bareng. Tapi saat Justin sampai di rumahnya Vincent, si kampret malah dengan seenak jidatnya ngomong,
"Sorry bro skip dulu ps-nya. Nesa ngajakin ngedate sekarang."
Anying gak tuh?
Oh belum cukup disana, Vincent juga menambahkan,
"Berhubung lo udah disini sekalian ikut kita mau gak? Ntar gue suruh Nesa nelpon temen cewek dia deh."
"Gak ah. Gua balik aja." tolak Justin kala itu tapi kemudian suara Vanesa menyapa dari dalam.
"Justiinnnn ikut aja dong, temen gue ada yang mau nih. Kita double date yaa!"
Justin udah yakin itu pasti bohongan. Hanya saja dia gak punya pilihan lain. Apalagi setelah itu Vanesa langsung narik Justin buat ikutan masuk ke dalam mobilnya Vincent. Hingga disinilah ia berada sekarang.
Kalian pikir kenapa Vanesa mau-maunya ngelibatin Justin di edisi kencan kali ini? Tentu saja alasannya adalah:
"Tin, fotoin kita berdua dong."
Buat jadi kang potograper.
"Untung temen lu pada," gumam Justin sebelum memencet tombol kamera di ponsel Vanesa dengan tidak niat.
Setelah beberapa ribu jepretan, Justin akhirnya menyerah.
"Udahan. Memori lo abis nih."
"Eh abis? Pake punya Vincent aja kalo gitu." kata Vanesa.
"Kalo masih kurang pake hape lo juga ya Tin." sambung Vincent.
Justin mengulum bibirnya sebentar sebelum kemudian membuka kedua telapak tangannya dan berkata, "Pilih, Vin. Kanan apa kiri? Kalo kanan rumah duka, kalo kiri rumah sakit. Mau yang mana?"
Membuat Vincent terbahak puas, begitupula dengan Vanesa. Disaat begini Justin masih saja menjadi oknum yang ditertawai bukannya menertawai.
"Cabut ah gua. Beneran nih." kata Justin lagi. Kali ini final.
Baru saja ia bangkit dari kursi untuk bersiap pergi, tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan meriah disekitarnya. Mau tak mau Justin ikut menyapu pandangannya pada sumber keramaian. Dan disana, disudut cafe tempat panggung mini itu berada, tampak seorang perempuan sedang duduk didepan mic sembari memangku gitar.
"Selamat malam semuanya, saya mau menyumbangkan sebuah lagu teruntuk Ibu Manager kafe, Kak Cindy, ini hukuman dare dari dia jadi yaa, selamat mendengarkan dan semoga terhibur."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Bubblegum
Fiksi PenggemarKetika Justin yang hanya berniat menggebet malah ikut terseret dalam lingkar hidup Jihan. written on: Nov 8, 2020 - March 26, 2021. ©RoxyRough