🎐 Monochrome Zone

3.2K 817 175
                                    

Seminggu ini warga sekolah disibukkan perkara mendekorasi ruangan kelas masing-masing. Lomba internal yang memang rutin diadakan oleh sang kepala sekolah setiap setahun sekali ini disinyalir memiliki hadiah yang amat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

"Juara satu sampe tiga bakal dapet loker anjiiirrr kan lumayan tuhh! Ga perlu ribet ribet bawa buku seberat dosa lagi kita!" seru Darren sembari meyakinkan Justin dan teman-teman 2IPS3 untuk benar-benar serius mengikuti lomba.

Mengingat tahun lalu hadiahnya hanya sebatas snack-snack ringan, wajar jika tahun ini banyak yang bersemangat setelah tahu level hadiah yang ditawarkan mulai meningkat.

"Sekalian biar kelas IPS dapet nama gitu. Dari dulu kan yang menang lomba dekor gini pasti selalu IPA. Makanya ayo Pak Ketua! Kita buat sesuatu yang membanggakan dibawah kepemimpinanmu!" tambah Radi seolah tengah orasi di depan gedung DPR.

Jadi berkat itulah, warga IPS3 mulai berembuk dengan serius dari tiga hari yang lalu. Menuangkan ide-ide kreatifitas mereka untuk mendekorasi ruang kelas. Hingga konsep yang disepakati pun lahir. Temanya, Under The Sea.

"Jadi filosofinya itu tentang self love. Laut diibaratkan sebagai manusia. Semakin dalam laut itu akan semakin gelap pula, karna cahaya yang masuk juga mulai berkurang. Namun, siapa yang tahu dibawah laut sana kita bisa menemukan harta karun atau bahkan hewan langka yang sangat indah?"

"Begitupula dengan manusia, teman-teman, semakin berumur semakin sering kita merasa hampa, entah untuk alasan apa. Hingga ujungnya membenci eksistensi diri sendiri. Tapi, jika kita mau menyelam ke dasar diri ini, mungkin kita baru menyadari bahwa sebenarnya kita amat berharga. And everyones deserve to be loved."

Itu adalah dua penggal narasi dari Hanafi saat mengemukakan pemikirannya terkait konsep mereka. Semua warga 2IPS3 menyukai ide itu, termasuk wali kelas mereka, Pak Simon.

"Bagus kali konsepnya. Lanjutkan!" dukung beliau.

Hingga disinilah mereka sekarang. Agenda tak tertulis yang terjadi adalah setelah jam pulang sekolah warga kelas 2IPS3 akan lanjut mendekor ruangan kelas. Beberapa anak bahkan sampai membawa baju ganti agar tidak mengotori baju seragam mereka. 

"Tin, gabusnya kurang nih. Gue ambil dari kas ya?" tanya Kirana kala itu.

Justin menghentikan kegiatan menggunting pola paus birunya lalu menoleh singkat pada Martha—si bendahara kelas, "Kas masih cukup nggak, Tha?"

"Ada sih. Tapi kayaknya emang kudu narik lagi dari anak-anak nih."

"Atur ajalah gimana baiknya. Cuma jangan jorjoran banget beli props atau makanan tuh. Kalau bisa pengeluaran harus lebih kecil dari penghasilan."

"Siap Pak Ketua siap."

Sementara Jihan hanya tersenyum mendengar konversasi itu. Ketika Justin sudah kembali ke sebelahnya, Jihan tiba-tiba menyodorkan hasil gambarannya.

"Kok spongebob?" tanya Justin aneh.

"Di dalem laut kan ada spongebob."

Justin terkekeh lalu menarik kotak pensil warnanya, "Sini deh biar aku bikin lebih hidup."

Dan selanjutnya yang terdengar adalah protesan kecil dari Jihan karena Justin mewarnainya dengan berantakan. Sesekali mereka juga saling melempar tawa ringan. 

Sampai suara shooter kamera menginterupsi momen untuk sesaat. Justin dan Jihan kompak menoleh pada Vanesa yang baru saja memotret mereka.

"Kerja apa pacaran nehh gemes bener uhuy"

Vincent yang kebetulan lewat jadi tertarik buat ikutan nimbrung, "Loh kamu gak tau, Nes? Si Jihan kan kemaren baru aja nembak Justin."

Tak hanya Vanesa yang kaget tapi juga Justin. Sekarang doi sangat menyesal karena sudah menceritakan pada Darren dan Vincent perihal kejadian di atap hari itu. Niatnya untuk bluffing, malah berubah jadi boomerang.

[✔️] BubblegumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang