🎐 Be Alright

3K 824 148
                                    

Justin memandang deretan loker yang tersimpan di sudut ruang kelasnya. Ya, lomba dekor kelas beberapa hari yang lalu sudah berakhir dan 11IPS3 berhasil menyabet gelar juara tiga. Sementara juara 1 dan 2 diisi oleh kelas 12IPA1 dan 10IPA1.

Seharusnya semua warga kelas bisa bahagia berkat hadiah itu, namun entah mengapa rasanya ada yang kurang.

"Ini gambar bikinan Jihan ya? Mau ditempel aja gak? Buat memorian." Kirana menyahut sambil menunjuk selembar gambar spongebob yang pernah dibuat Jihan.

"Kayak udah meninggal aja bahasanya memorian," celetuk Radi, "Tapi bagus tuh, tempel aja. Sebelahan sama paus biru."

Anak-anak lain juga tampak setuju. Sementara Justin hanya terdiam di posisinya. Sekon berikut, ia sudah menyumpalkan airpods ke kedua daun telinga lalu menjatuhkan kepala beralas buku di atas meja.

"Tin, game gak?" tanya Vincent. Yang tentu saja tidak dijawab oleh lelaki itu.

Belakangan ini Justin benar-benar berubah menjadi pendiam. Itu juga alasan mengapa kelas 2IPS3 tidak seceria biasanya, karena salah satu oknum moodmaker kelas sedang berada di kondisi terburuk.

Perubahan sikap Justin juga berdampak bagi Vincent dan Darren, sebagai teman terdekat. Sekarang Justin tidak lagi mood setiap kali diajak main game bareng.

"Suram amat dah guild kita. Bang Jendra abis putus, si Justin galau gegara gebetannya cabut. Tinggal bang Juna nih, tapi belakangan juga dia sok sibuk," keluh Darren.

Vincent membenarkan. Minatnya untuk bermain pun jadi menguap. Karena itu ia beralih menyandar pada Vanesa. Berniat membucin saat pandangannya bertemu dengan tumpukan foto-foto diatas meja mereka.

"Foto kapan nih?"

"Pas ngedekor kemaren." Vanesa mengutip salah satu foto berisi potret Justin dan Jihan, lalu menghela napas, "Karam deh kapal gue dahal belum berlayar..."

Tak hanya Vanesa yang terlihat sedih mengatakannya, Erina yang mendengar pun juga ikut mendesah kecil.

"Btw Nes, banyak banget lo nyetak fotonya? Mau ditempelin semua?" tanya Erina.

Vanesa menggeleng kemudian memilah beberapa foto untuk dimasukkannya ke dalam amplop.

"Yang ini mau gue kirim ke Jihan."

Membuat Darren disebelah Erina, mengernyit tipis, "Pake pos? Anter langsung aja sih lo kan tetanggaan?"

"Enggak ah. Nyokapnya Jihan galak." elak Vanesa, "Tadinya mau gue kirim dari wasaf aja tapi gue baru inget Jihan udah delete akun."

"Iya ya. Sekarang kita beneran lost contact sama Jihan. Mana dia pergi gak pamit-pamit. Sedih banget," gumam Vincent.

Lalu pandangannya teralih pada sosok Justin. Menatap dengan iba sebelum melanjutkan, "Ya walaupun gak sesedih yang Pak Ketua rasain sih."

Membuat Vanesa, Darren dan Erina juga ikut melihat ke arah yang sama. Ironis, namun memang tidak ada yang bisa mereka lakukan dengan takdir itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔️] BubblegumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang